Lihat ke Halaman Asli

Trauma Recovery

Diperbarui: 1 November 2024   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di kota terpencil, hiduplah seorang wanita bernama Aisyah khumaira memiliki jiwa kuat namun terluka oleh masa lalunya. Trauma yang mendalam ia alami sejak remaja, ketika ia kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan. Peristiwa tersebut meninggalkan luka yang sulit disembuhkan, rasa takut kehilangan dan kecemasan akan masa depan terus menghantuinya.

Aisyah tumbuh dewasa dengan berusaha menutup diri, tak ingin dekat dengan siapa pun. Baginya, kedekatan selalu berujung pada rasa sakit. Namun, di dalam hatinya, ia rindu akan kehidupan yang penuh cinta dan harapan. Ia sering menghabiskan waktunya sendiri di taman kota, tempat ia merasa tenang mendengar suara burung dan melihat matahari terbenam. Di taman itu, ia bertemu dengan seorang pria bernama Harun, yang memiliki aura tenang dan bijaksana.

Harun, seorang penyintas trauma masa kecil yang keras, memiliki pengalaman pahit serupa. Namun, ia memiliki cara unik dalam mengatasi luka-luka lamanya. Dengan penuh kesabaran, ia mendekati Aisyah, bukan untuk memaksanya berubah, tetapi untuk mendengarkannya. Harun mendengarkan cerita-cerita Aisyah tanpa menghakimi, memberi ruang baginya untuk mengungkapkan semua ketakutan dan kecemasannya.

Suatu hari, ketika Aisyah menceritakan mimpinya yang hancur karena trauma, Harun berkata lembut, “Aisyah, luka kita adalah bagian dari perjalanan kita. Namun, seperti layaknya tanah yang dipenuhi bebatuan, kita bisa menjadikannya taman bunga jika kita mau perlahan-lahan merawat dan mengubahnya.”

Perkataan Harun menggerakkan hati Aisyah. Perlahan, ia mulai melihat bahwa luka-lukanya bukan akhir dari segalanya, tetapi batu loncatan untuk sesuatu yang lebih indah. Dengan tekad baru, Aisyah memutuskan untuk tidak terus hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Ia mulai membuka diri, belajar mencintai kembali, dan menerima bahwa pemulihan adalah proses yang panjang tetapi penuh makna.

Hari demi hari, Aisyah belajar menerima bahwa tidak apa-apa untuk merasakan sakit, tidak apa-apa untuk membutuhkan waktu, dan tidak apa-apa untuk memulai dari awal. Dalam perjalanannya, ia menemukan bahwa kebaikan, kejujuran, dan ketulusan dari orang lain " seperti yang diberikan Harun " adalah kunci yang membantunya membebaskan diri dari trauma masa lalu. Aisyah pun tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana, serta menemukan bahwa luka yang sembuh bisa menjadi kekuatan, bukan kelemahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline