Lihat ke Halaman Asli

“Main Bola” dengan Telkomsel

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="attachment_124866" align="alignleft" width="283" caption="Gonta ganti kartu (Gambar 1)"][/caption]

Saya menggunakan Kartu Halo dari Telkomsel sejak tahun 2002. Tidak pernah ganti nomor kecuali Januari-Februari 2005, ketika sinyal Telkomsel di Banda Aceh terganggu karena tsunami. Namun setelah itu saya tetap menggunakan kartu tesebut dengan setia hingga sekarang. Rajin bayar tagihan meskipun kadang terlambat, tidak tergoda pada produk lain yang menawarkan berbagai kemudahan dan fasilitas, tidak juga berselingkuh dengan kartu lain. Singkatnya semua kebutuhan telekomunikasi, saya menggunakan kartu Halo Telkomsel.

Dua bulan yang lalu saya terlambat bayar karena sebuah alasan teknis. Seperti perjanjian ketika mendaftar dulu, dua minggu tidak dibayar kartu tidak bisa dipakai untuk menelpon. Dua minggu kemudian kartu tidak bisa dipakai untuk menerima panggilan. Itulah yang terjadi pada saya. Pun demikian kartu tetap aktif. Buktinya, saya bisa pakai kartu Halo untuk internetan, tidak ada masalah.

Tiga hari yang lalu saya mendatangi gerai Telkomsel di Banda Aceh untuk melakukan pembayaran dan mengaktifkan kembali kartu saya. Tidak banyak pertanyaan dari kasier, ia memanggil nomor urut saya, menyebutkan berapa yang harus saya bayar, saya kasih uang, habis perkara. Selesai. “Satu jam lagi kartu bapak akan dapat digunakan kembali. Hubungi 111 jiga masih ada masalah”, katanya ramah. “Baik” dan sayapun melanjutkan aktifitas.

Sore hari saya mencoba mengaktifkan kartu halo saya kembali. Ternyata belum bisa dipakai, untuk menelpon ataupun SMS. Padahal itu sudah lima jam. Namun karena saat itu saya masih di warung kopi, saya tidak menghubungi 111. Saya tunggu saat pulang di rumah.

Setelah shalat maghrib, saya coba hubungi 111 menanyakan status aktif kartu saya. Agak susah masuk, mungkin karena jauh dari Banda Aceh. Saya mencoba beberapa kali hingga bisa masuk. Yang terima seorang perempuan, terdengar dari suaranya. Setelah berbasa-basi sejenak, tanya ini itu, ia mengatakan kartu saya memang masih terblokir dan ia minta saya menunggu. Ia memperdengarkan lagu-lagu iklan yang dianggap dapat menghibur saya selama menuingu. Beberapa saat kemudian ia kembali dan mengatakan kartu saya sudah bisa digunakan kembali. “Tolong bapak matikan dulu, lalu hidupkan kembali. Kalau ada masalah silakan hubungi kami lagi” demikian katan. “Trerima kasih” kata saya. Saya putuskan telefon dan mematikan HP.

Ternyata bukan kartu aktif yang saya dapatkan setelah handphone saya restart, bahkan sinyalpun tidak ada lagi. Saat HP dalam keadaan blokir dan setelah melakukan pembayaran tidak ada masalah dengan signal. Namun setelah saya lapor ke 111 dan ia menjawab kartu sudah aktif, malah signal HP hilang total. HP saya rusak? Saya pakai kartu lain. Tidak ada masalah. Signalnya bagus, sama dengan HP orang lain. Lalu kenapa kartu Halo saya malah tidak ada siugnal?

Saya gunakan HP milik istri untuk menelpon 116 yang melayani kartu Simpati dan AS. Siapa tahu saya bisa keluhkan masalah kartu halo saya. Agak sulit masuknya. “Mohon tunggu sebenar, panggilan anda akan segera dihubungkan.” Namun sesat kemudian dia mengatakan: “Semua kami sedang melayani palanggan lain, tekan 1 untuk menunggu atau hubungi kami sesaat lagi.” Saya menekan satu untuk menunggu lalu diputuskan sendiri. Saya ulangi lagi dua tiga kali sampai benar-benar bisa bicara dengan operatornya.

Saya berbicara dengan seorang laki-laki dan menjelaskan keluhan saya sampai akhirnya saya harus menelponnya lagi. Seperti anak yang baru bisa bicara dia mengulang pernyataan saya berkali-kali. Ketika saya katakan, “kartu saya tidak menangkap sinyal” ia mengulangnya: “Bapak mengatakan kartu bapak tidak menangkap sinyal begitu?” “Iya” “tidak nampak ada tanda menangkap sinyal di layar” “ya” “tidak ada sinyal sama sekali, begitu?” Saya bersabar saja denganmodel pelayanan ini. Mungkin itu aturan resmi kantor mereka. Lalu ia minta saya menunggu. Sesat kemudian ia mengatakan kalau ia perlu waktu untuk memperbaikinya dan lagu-lagu telkomsel aakn diperdengarkan.

Saya mendengarkan dengan seksama lagu-lagu iklan simpati tahun 2008, iklan As tahun 2009 yang masa berlakunya sudah kadaluarsa. Diperdengarkan juga iklan kartu halo dengan berbagai kelebihannya. Dan kebanyakan dari informasi yang diberikan melalui lagu itu sudah kadaluarsa. Saya dengarkan saja dengan sabar. Apalagi kami lagi mati lampu di Banda Aceh, tidak ada yang bisa dikerjakan. Jadi ini menjadi hiburan yang menarik dari telkomsel.

Operator muncul lagi. Terima kasih Bapak sudah menunggu. Saya berharap ia mengatakan, “masalah bapak sudah kai atasi dan bapak bisa menggunakan kembali kartu halo-nya.” Ternyata tidak. Dia malah menanyakan, apakah bapak di dalam ruangan atau di luar ruangan? Saya katakan saya di dalam ruangan, dan saya menelpon anda dari dalam ruangan. Dia menyarankan saya ke luar ruangan. Saya tanya dia apa sinyal telkomsel tidak bisa masuk ke dalam kamar? Dia mengulang lagi agar saya keluar ruangan. Saya jalan saja ke luar. Apalagi tinggal buka pintu saja. Tapi teryata tidak ada perubahan. Sambilan itu ia menyaran saya menggantikan HP. Saya bilang saya sudah menggantikan berkali-kali. HP yang saya gunakan untuk kartu halo bisa berfungsi dengan baik ketika pakai As. HP yang saya pakai untuk kartu As tidak bisa berfungsi jika diakai kartu Halo. Tapi si Operator nampaknya tidak punya ilmu tentang itu. Ia kembali mengulang sarannya. “Saran saya, coba bapak keluar ruangan dan menggantikan HP-nya.” Lalu ia memutuskan hubungan telpon.

Saya mencoba menggantikan HP dan keluar ruangan, namun hasilnya sama saja, signal di kartu halo saya tidak muncul. Saya mencoba menghubungi operator kembali, berkali-kali. Namun tidak bisa lagi. Kalau sebelumnya tiga empat kali langsung tersambung, kali ini tidak tersambung lagi. Kalau sebelumnya dikatakan: “Semua operator kami sedang melayani pelnggan lain, silahkan menunggu.” Kali ini dikatakan “Semua operator kami sedang melayani pelanggan lain” lalu diputusakan. Sampai satu kali dari balik sana terdengar ucapan. “Terima kasih sudah menghubungi kami, silahkan kunjungi gerai halo terdekat untuk menyelesaikan masalah anda.” Intinya saya tidak boleh menelpon mereka lagi.

Keesokan harinya saya pergi ke gerai Halo. Saya menceritakan keluhan saya. SC meminta saya membuka HP dan mengambil kartunya. Ia memeriksa kartu saya dan mengatakan kalau kartu saya rusak dan harus diganti. Setelah mengambil data nomr telefon di dalam kartu ia membuat kartu lain. Ia mengatakan untuk mengaktifkannya setelah satu jam kemudian. Saya pamit dan kembali bekerja. Namun tiga jam kemudian, ketika saya katifkan, signalnya belum juga tampak. Sampai keesokan harinya. Saya kembali lagi ke gerai telkomsel. Melaporkan apa yang terjadi. Seorang CS mengambil hp saya dan membawa ke dalam. Selang lima menit ia keluar dan menjumpai saya. Ia mengatakan kalau tidak ada persoalan dengan kartu saya dan sudah bisa digunakan kembali, sambil memberikan HP saya kembali. Saya lihat di layat HP sudah ada tanda sinyalnya. Akhirnya.... Alhamdulillah.... HP saya bisa digunakan lagi.

Sebuah permainan bola yang sangat menarik dan melelahkan. Terima kasih Telkomsel.

Sumber foto 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline