Lihat ke Halaman Asli

Sobat, STC itu Hanya Sebuah Perahu!

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_148939" align="alignleft" width="150" caption="ilustrasi"][/caption] Hari ini.... Handuk putih berkibar* di angkasa luas nan biru langit yang dulu kita akui penuh cahaya cahaya yang akan menerangi wajah-wajah sendu yang tidak beruntung mereka yang ada di kolong jembatan di gundukan sampah yang menggunung, di jalanan, di rel kereta api dii mana saja, di seberang lautan, di sebuah pulau Dan kita mengatakan akan menjenguk mereka menanyakan nasibnya. Apa kau sudah makan nak? aku membawamu sebungkus nasi. Mari kita makan bersama.. mari kusuapi. mari kubasuh noda di tubuhmu. bari kubersihkan lukamu. mari nak Kita butuh perahu untuk sampai ke sana dan kita namakan ia Seribu Tangan Cinta KIta begitu semangat mencari kayu, berluka-luka tidak pernah ragu kita begitu berani bertekat bulat, bersumpahpun kita mau dan kini kita sudah sepakat, sebuah perahu akan kita buat lalu kita bertengkar, tentang model perahu yang kita inginkan di A pilih model B, ci C pilih model Z, si W pilih model R dan semua sangat yakin, model pilihannya yang terbaik, model pilihannya yang terbaik dan model orang lain tidak bagus. model yang bukannya memabwa kita ke seberang, namun malah menenggelamkan kita di lautan kita berbeda pandangan, dan memegang teguh pandangan kita sendiri namun, ketika pandangan kita tidak di terima, kita memupus cita suci mengunjungi mereka di seberang sana ketika kita temukan perbedaan, kita musnahkan niat mulia membantu mereka yang mungkin mulai tersenyum memupuk harapan... kita korbankan niat mulia.... Sobat, STC adalah perahu yang bahkan kita belum buat dan mencobanya ke dalam air apakah kita mundur karena hanya berbeda desain? berbeda model? terima dulu apa adanya. dan laksanakan saja. berikan masukan yang baik. dan kita akan lihat hasilnya. andai dunia benar akan kiamat di 2012, maka kita masih ada waktu dua tahun untuk berbuat baik kalau perahunya tidak mampu membawa kita ke seberang, kita masih punya waktu merancang ulang kalau modelnya tidak menarik, kita masih punya masa untuk membentuknya Buatlah dulu... dan kita akan lihat hasilnya bersama Saya akan tetap menunggu sahabat di pantai itu merajut kembali asa menuju ke sana dan membuat perahu pertama.. mari sahabat..... berapapun jumlah kita... siapapun pemimpin kita.... sebab bagi kita bukan STC, tapi senyum mereka di sebrang sana... ---dari hati yang paling dalam dan pulau yang paling ujung--- Banda Aceh, 14 Mei 2010 Sehat Ihsan Shadiqin catatan: * Babeh, Ragile, ASA, ML, Risman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline