Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana = Kompas Belajar Kehidupan Para Penulis

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hidup, kita membutuhkan kompas sebagai penunjuk arah. Nah, bagi para kompasianer, media sosial ini bisa menjadi penunjuk arah yang tepat untuk mengasah tulisan. Jangan dulu pesimis, tulisan itu baik dan buruk, mendapat rating atau tidak, yang jelas lakukan dan rasakan dampaknya. Tak cukup sekali. Harus beberapa kali.

Bila menulis telah menjadi bagian dari hidup, maka apapun harus dilakukan agar potensi itu bisa teruji dengan berbagai cobaan. Pengorbanan sudah pasti harus dikeluarkan. Minimal waktu untuk menulis. Gagasan tidak datang sendiri. Bisa di kamar mandi, sedang sendiri, atau bahkan saat akan tidur.

Yah, sebagai seorang penulis pemula untuk memancing gagasan merupakan tahapan yang sangat berat. Disini juga, penulis pemula akan dihadapkan dengan perasaan minder. Hilangkan perasaan itu! Karena perasaan negatif saat akan menulis, maka tulisan yang dihasilkan pun akan negatif.

Bila kompasiana ibarat kehidupan warga, maka disinilah penulis pemula bisa mencari pengalaman, menimba ilmu sekaligus menguji apakah bisa berbaur dengan kompasianer yang lain atau tidak. Seperti kehidupan pula, para kompasianer memiliki karakter dan tingkatan kemampuan menulis yang sudah pasti beragam. Disini, penulis pemula diuji bagaimana ‘memasyarakat’ dengan kompasianer yang lain.

Barang kali, media sosial seperti ini, dibanding dampak negatifnya menurut saya lebih banyak dampak positifnya. Sekarang mau kita apa? Mau berjalan dalam proses yang negatif atau yang positif. Semuanya pilihan. Semuanya proses yang harus dilalui.

Saya belum pernah mendengar, ada seorang penulis hebat yang tidak mengalami tahapan ini. Kalau ada, tolong sampaikan dengan saya. Seperti anak kecil yang pandai berjalan, terlebih dahulu ia ia jatuh terus mencoba lagi. Begitu juga burung yang baru belajar terbang, ia beradaptasi terlebih dahulu kemudian mencoba kembali.

Para kompasianer memang dihadapkan banyak pilihan, khususnya membatasi kemampuan yang sebetulnya itu tidak perlu. Jangan sekali bohongi kemampuan anda dalam menulis. Ingatlah potensi otak kita itu, bisa mampu melakukan pekerjaan yang kadang diluar dugaan. Jangan batasi otak anda dengan berkata: “Saya tidak akan mampu.” Nah, karena sudah membatasi pikiran dengan itu, alamat yang terjadi benar-benar tidak mampu.

Saya tidak memiliki tips apapun agar bisa menjadi seorang penulis, selain hentikan mimpi dan terus belajar. Jangan malu bertanya nanti sesat dijalan. Jangan banyak bertanya nanti terlambat sampai ke tujuan. Terpenting bertanya sekali, dan jalani prose situ sesuai dengan cita-cita yang diharapkan. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline