Lihat ke Halaman Asli

Bermimpi Jadi Blogger Sejati

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermimpi menjadi blogger sejati? Pertanyaan ini mungkin sempat tersirat dalam benak para kompasianer. Sebab harus diakui, dewasa ini blog sudah menjadi media efektif untuk memublikasikan hasil karya seseorang. “Tak keren kalau tak memiliki blog,” begitulah trend kekinian.

Selain menjadi pilihan menulis (meskipun dalam berbagai orientasi), menulis dib log juga relatif memiliki ‘kemerdekaan’ untuk mengenyampingkan ‘etika’ penulisan. Saya sendiri belum mendengar ada jurnalisme yang dijadikan pedoman secara khusus bagi para blogger, selain paham jurnalistik yang selama ini sudah ada.

Dari satu referensi yang saya baca, blog merupakan singkatan dari “web log”. Bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan yang dimuat sebagai posting pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama).

Dari defenisi itu, saya ingin menarik pemahaman agar lebih mudah mendefenisikan blogger sejati. Hemat saya blogger sejati adalah orang yang secara rutin melakukan inovasi tulisannya secara online dan memiliki nilai tambah bagi orang lain. Saya menggaris bawahi kalimat “nilai tambah”, karena ini menjadi penting dan kerap dikesampingkan oleh para blogger.

Seorang blogger sejati tidak egois dalam tulisannya, dan memiliki magnet luar biasa bagi pembacanya dalam perspektif universal. Misalkan, ketika ada 100 orang yang membaca suatu tulisan, seluruhnya menilai baik, bermanfaat, dan memang bisa dibuktikan dalam kondisi faktual. Kalau pun ada kritik tetap dalam tinjauan objektif dan rasional, bukan malah mengundang caci maki dan bara api polemik yang tiada henti.

Lalu bagaimana bila tidak begitu? Silahkan bisa ditafsirkan sendiri. Disini saya hanya ingin memberikan bagaimana seseorang memiliki mimpi saat menekuni sebagai seorang blogger. “Tidak ada gunanya bekerja kecuali jika itu memikat Anda, seperti sebuah permainan yang memikat. Jika itu memikat Anda, jika tidak pernah menyenangkan, jangan lakukan itu,” kata D.H. Lawrence (Colin Turner: 1998)

Dari spirit diatas, seorang blogger sejati berangkat dari rasa senang, hobi, dan tidak ada paksaan dari siapapun. Dalam tinjauan psikolog, orang yang menyenangi pekerjaannya, ia akan tulus memberikan sesuatu (termasuk menulis) kepada orang lain. Kalau pun harus mengritik, tetap dalam kapasitas sebagai seorang blogger dan tidak menasbihkan diri sebagai hakim.

Menjadi seorang blogger sejati juga, merupakan pilihan. Jika seseorang sudah memilih sebagai seorang blogger, optimisme selalu terpancar dari tulisannya. Tidak pernah pesimis meskipun jalan yang dihadapi sangat terjal. Apalagi putus asa seolah semuanya sudah berakhir.

Jika seseorang sudah meyakinkan hidupnya menjadi seorang blogger, setidaknya memiliki ciri sebagai berikut:

1. Melakukan yang terbaik

Blogger sejati selalu mempersembahkan tulisan terbaik sesuai dengan nicenya masing-masing. Tulisan tidak hanya diorientasikan material semata, namun diukur dengan kepuasan batiniah. Sikap ini tidak menjadikan dirinya menjadi sombong, angkuh, dan arogan. Justru karena sikapnya yang selalu berbuat terbaik, seorang blogger sejati maka profesi yang dijalani dengan keseriusan hati yang tulus dan yakin dengan kebaikan yang dilakukannya akan menghasilkan hasil yang terbaik.

2. Fokus sampai tujuan berhasil

Salahsatu ciri yang melekat dalam pribadi seorang blogger sejati adalah, mau berkorban dengan waktu, tenaga dan pikiran demi cita-cita yang sudah diikrarkan. Selalu ada perkataan, “Suatu saat usahaku pasti berhasil,” dan tidak pernah berkata, “Kapan usahaku membuahkan hasil.”

3. Bersyukur

Rasa syukur mengantarkan jiwa seseorang untuk memahami arti hidup banyak yang mendukung dan saling bahu-membahu. Sehingga saat kesuksesan datang tidak pernah berpikir itu usahanya sendiri, melainkan ada partisipasi, sumbangan dan dukungan orang lain. Semoga bermanfaat. Wallahu’alam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline