Lihat ke Halaman Asli

Studi Kasus "Penerapan Model Pembelajaran PBL dengan Pendekatan Kontekstual dan Metode Praktikum pada Mata Pelajaran Kimia"

Diperbarui: 7 Maret 2024   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN METODE PRAKTIKUM SERTA DISKUSI BERBANTUKAN MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK.

  • DESKRIPSI STUDI KASUS
    • Saya adalah seorang guru yang mengajar bidang studi kimia di SMAN 1 Sreseh selama lebih dari 10 tahun. Terdapat beberapa permasalahan yang saya temui selama mengajar, mulai dari keterbatasan sarana prasarana, seperti terbatasnya buku maupun LCD untuk kegiatan pembelajaran, serta permasalahan pribadi peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran juga terdapat kendala, seperti peserta didik yang motivasi dan minat belajarnya sangat rendah. Banyak peserta didik yang merasa malas dalam mengikuti pelajaran, salah satunya pelajaran kimia. Saat pembelajaran banyak peserta didik yang mengobrol dengan teman sebangkunya atau mereka yang sibuk bermain gadget, bahkan peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini mungkin dikarenakan model mengajar guru yang masih bersifat monoton dan konvensional (ceramah), sehingga peserta didik merasa bosan mendengarkan guru ceramah di depan kelas.
    • Dari observasi praktik mengajar yang saya lakukan, diperoleh latar belakang penulisan studi kasus ini, yaitu Rendahnya motivasi dan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran kimia.
    • Permasalahan yang saya paparkan penting untuk dikaji lebih lanjut karena akan berdampak pada kemampuan saya dalam melakukan evaluasi dan merencanakan tidak lanjut pembelajaran serta dapat meningkatkan kemampuan dalam menerapkan model dan media pembelajaran yang sesuai karakteristik peserta didik.
  • ANALISIS SITUASI
    • Salah satu pelajaran yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas adalah pelajaran kimia. Sebagian besar peserta didik menganggap bahwa kimia merupakan pelajaran yang sangat sulit karena selain materinya tentang hafalan, banyak juga materi tentang hitungan. Dari anggapan tersebut, banyak peserta didik yang merasa malas untuk belajar kimia.
    • Situasi yang terjadi saat perencanaan pembelajaran adalah karena adanya ketidaktahuan terkait karakteristik peserta didik. Evaluasi yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi untuk mengamati kebiasaan peserta didik, hal apa yang disukai, dan bagaimana respon peserta didik terhadap tindakan yang dilakukan guru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan melalui sebaran angket motivasi belajar peserta didik di kelas XI MIPA 1 SMAN 1 Sreseh, diperoleh bahwa sebagian besar peserta didik cenderung pasif saat pembelajaran karena motivasinya untuk belajar masih rendah dan cenderung menerima pembelajaran 1 arah saja.
    • Hal ini disebabkan model pembelajaran masih bersifat konvensional, metode mengajar monoton, metode diskusi jarang digunakan, media pembelajaran yang digunakan masih sebatas buku paket saja, metode yang kurang inovatif dapat menghambat kemampuan kreativitas siswa. Hal ini yang menjadi penyebab peserta didik kurang mempunyai motivasi dan minat belajar.
    • Peran dan tanggung jawab saya selama proses pembelajaran yakni sebagai sumber belajar, fasilitator, motivator, pengelola kelas, pembimbing, dan evaluator. Selain itu saya sebagai guru harus menciptakan pembelajaran yang berkualitas serta bermakna bagi peserta didik dengan menerapkan model dan media pembelajaran yang inovatif disesuaikan dengan kondisi peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
    • Pihak yang terlibat dalam kegiatan perancangan dan evaluasi yang dilakukan diantaranya diri saya sebagai peran utama yang bertugas membuat perancangan dan evaluasi pembelajaran, teman sejawat yang membantu melakukan observasi, evaluasi serta membantu merancang perbaikan, peserta didik yang menjadi target sasaran observasi dan kepala sekolah yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan ini.
    • Tantangan bagi saya dalam merancang dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran adalah bagaimana mengubah model pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu pembelajaran yang bersifat konvensional menjadi model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
    • Hal ini tidak mudah sebab peserta didik terbiasa dengan pola seperti itu, oleh karena itu seorang guru harus mampu memikirkan dan menghadirkan sebuah model pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik maupun kondisi lingkungan yang mampu membuat peserta didik memiliki motivasi dan minat belajar tinggi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
  • ALTERNATIF SOLUSI

    • Beragam permasalahan yang saya temukan selama melakukan praktik mengajar membuat saya menemukan berbagai alternatif solusi. Alternatif solusi yang saya lakukan adalah sebagai berikut:
    • Pemilihan model pembelajaran yang inovatif
    • Strategi yang dilakukan guru dalam memilih model pembelajaran adalah memahami karakteristik peserta didik dan materi yang akan diajarkan. Model pembelajaran yang cocok digunakan adalah Problem Based Learning (PBL). Pemilihan model ini bertujuan agar peserta didik memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, inovatif, mampu berkomunikasi serta berkolaborasi antar teman.
    • Pemilihan metode pembelajaran yang variatif
    • Strategi yang dilakukan guru dalam memilih metode pembelajaran yaitu memahami karakteristik peserta didik dan materi yang akan diajarkan. Pemilihan metode pembelajaran yang cocok digunakan adalah metode praktikum dan diskusi. Pemilihan metode praktikum dan diskusi bertujuan agar peserta didik dapat melatih keterampilan dalam menerapkan dan mengintegrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata. Peserta didik dapat lebih tertarik dengan pelajaran kimia, lebih cepat mengingat, serta memahami materi yang disampaikan oleh guru.
    • Pemilihan media pembelajaran yang inovatif
    • Strategi yang dilakukan guru dalam memilih media pembelajaran yaitu memilih media pembelajaran yang dirasa tepat dan sesuai dengan materi yang akan diberikan, dan harus inovatif agar bisa menarik minat peserta didik untuk belajar. Guru harus memilih media pembelajaran yang dikuasainya baik dalam pembuatan dan pengoperasiannya, seperti menggunakan video pembelajaran dari youtube maupun video pembelajaran yang dibuat menggunakan aplikasi Canva, untuk media ajar yang digunakan berupa PPT dan evaluasi pembelajaran menggunakan google form.
    • Berikut link media inovatif yang saya gunakan :
    • Link Modul Ajar Berbasis Problem Based Learning
    • https://drive.google.com/file/d/1juuSHiOW_68_-cTbSWEqHtpd9w-ZW4rA/view?usp=sharing
    • Link Bahan Ajar
  • https://drive.google.com/drive/folders/1bLfzFR0p9URrC2oVdaIpUDcEWmR30jDC?usp=sharing

    • Link Video Pembelajaran
  • https://drive.google.com/drive/folders/1Fvvl1Z08Gg7srU4slru0gKCQ-Ok2Jiaq?usp=sharing

    • Link LKPD
  • https://drive.google.com/file/d/1NoVzX2DOgy5jwJYSKcUBCUGaRhg30-Yq/view?usp=sharing


    • Sumber daya yang digunakan sebagai pendukung terlaksananya strategi dalam praktik pembelajaran yaitu :
    • Kompetensi guru
    • Media pembelajaran (Modul ajar, Bahan ajar dan Buku referensi, LKPD, video pembelajaran, PPT, lembar evaluasi)
    • Sarana dan prasarana (LCD, jaringan internet, papan tulis, kelas)
  • EVALUASI

    • Hasil dari langkah nyata yang telah saya lakukan adalah pembelajaran di kelas menjadi lebih terstruktur, motivasi, minat belajar serta partisipasi peserta didik semakin meningkat.  Hal ini dapat dilihat dari peserta didik yang lebih bersemangat, lebih aktif saat kegiatan pembelajaran. Saat kegiatan praktikum sebagian besar peserta didik merasa senang karena peserta didik merasa terlatih dari segi keterampilan dalam menerapkan dan mengintegrasikan pengetahuan yang dimilikinya secara nyata. Kegiatan diskusi kelompok lebih hidup, dimana mereka saling bertukar pendapat antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
    • Dalam proses pembelajaran tidak semua peserta didik mengalami peningkatan yang sama namun dengan kemampuan dan keunikanya masing-masing, mereka dapat berkolarorasi dan mendukung antara yang satu dengan yang lain. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu saya akan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk kemajuan pendidikan anak bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline