Pandemic covid-19 yang melanda dunia tahun 2019 membuat semua orang mengeluh. Mengeluh karena tidak bisa beraktivitas seperti normal. Pandemic covid-19 membuat semua lini kehidupan berubah. Aktivitas pembangunan ekonomi menjadi turun. Pengangguran dimana-mana dan orang miskin makin bertambah. Banyak usaha diberbagai sector menjadi terhambat bahkan berhenti. Dampak pandemik ini luar biasa, terasa sampai tahun 2022 bahkan diperkirakan akan sampai 2023 terjadi resesi.
Situasi Indonesia Saat Ini
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per bulan Februari 2022 orang yang menganggur Di Indonesia sebanyak 4,98juta jiwa. Jumlah pengangguran ini 59% berumur 15-29 tahun. Jumlah pengangguran mungkin akan terus bertambah seiring dengan adanya resesi ekonomi global tahun 2023. Pemulihan ekonomi pasca pandemic baru dimulai, namun terjadi perang antara Rusia-Ukraina membuat harga komoditi dunia naik. Naiknya harga justru membuat masyarakat tidak mampu untuk membeli kebutuhan hidup. Kondisi ini akan membuat orang miskin makin bertambah.
Pemerintah berupaya untuk membuat perlindungan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia. Untuk melancarkan perlindungan sosial dibutuhkan pendataan yang dilakukan melalui Program Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) tahun 2022. Data yang dibutuhkan atau diisi meliputi profil setiap orang, kondisi sosial, ekonomi, maupun tingkat kesejahteraannya. Data akan dijadikan satu atau data kependudukan tunggal sebagai acuan dalam peningkatan kualitas layanan pendidikan, kesehatan, bantuan sosial, atau administrasi kependudukan. Selama ini masalah-masalah kesenjangan di Indonesia belum tuntas. Badan Pusat Statistik (BPS) per bulan Maret 2022 menyebutkan bahwa:
- Kesenjangan orang miskin dikota sebesar 7,50%, sedangkan orang miskin di desa sebesar 12,29%.
- Jumlah orang miskin di kota sebanyak 11,82 juta, sedangkan jumlah orang miskin di desa sebanyak 14,34 juta orang.
- Garis Kemiskinan sebesar Rp 505.469/kapita/bulan, diantaranya Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp 374.455 (74,08%) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp 131.014 (25,92%).
- Ukuran kesenjangan kualitas hidup (Indeks Pembangunan Manusia/IPM) Indonesia tahun 2021 berada pada skor 72,79 dari 100 poin. IPM ini dilihat dari umur panjang dan sehat, pengetahuan (pendidikan), serta kelayakan hidup.
- Rasio kesenjangan pendapatan di Indonesia pada level 1 banding 19. Artinya bahwa jumlah kelas ekonomi teratas mempunyai rata-rata pendapatan 19kali lipat lebih tinggi dari jumlah kelas ekonomi terbawah.
Faktor Penyebab Kesenjangan
Kesenjangan sosial ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh perbedaan sumber daya alam dan kebijakan pemerintah. Kita tahu bahwa Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dari Sabang hingga Merauke, Miangas sampai Rote. Wilayah ini terdiri dari pulau-pulau dengan potensi sumber daya alam yang berbeda-beda. Perbedaan potensi inilah yang menjadikan kesenjangan sosial ekonomi. Selanjutnya kebijakan pembangunan yang dibuat pemerintah juga sangat berdampak pada kesenjangan sosial. Kita contohkan saja, ada program transmigrasi. Penduduk pendatang akan lebih cepat berkembang dari penduduk lokal. Kebijakan pembangunan infrastruktur terkadang tidak merata menciptakan kesenjangan sosial dan kemiskinan. Hal ini didukung dengan kondisi demografis tiap daerah berbeda membuat produktivitas kerja juga berbeda.
Dengan adanya Resosek ini akan menyajikan tingkat kesejahteraan setiap orang. Data hasil Regsosek diharapkan bisa dimanfaatkan oleh pemerintah dalam pengambil kebijakan pembangunan. Data Regsosek nanti dikelola secara berkelanjutan, dan bisa dilakukan pemutahiran oleh setiap penduduk melalui Digital Desa/Kelurahan.
Arah Pembangunan Indonesia Menuju 2045
Pemerintah sudah mencanangkan arah pembangunan Indonesia Emas tahun 2045. Pemerintah menetapkan empat pilar kebijakan, yaitu pembangunan manusia dan penguasaan Iptek; pemerataan pembangunan; pembangunan ekonomi berkelanjutan; dan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan. Pemerintah menaruh perhatian pada penguatan pendapat untuk mengurangi kesenjangan pendapatan di seluruh masyarakat, pemerataan infrastruktur demi memperkecil kesenjangan antar wilayah dan mengentaskan kemiskinan. Pemerintah juga menginginkan ekonomi tumbuh merata, angka kemiskinan menjadi nol atau 0,02%. Semua rencana dicapai asal adanya kerja sama pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia. semua yang sudah direncanakan dan dikerjakan dengan baik, maka Indonesia akan Maju dan masyarakat akan sejahtera di tahun 2045.