Lihat ke Halaman Asli

Sefri Ton

Sang Pujangga

Batasi Pengangkutan Hewan dari Wilayah Endemik Monkeypox

Diperbarui: 24 Juli 2022   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Dokpri)

Monkeypox atau Cacar Monyet yaitu viral zoonoses yang menular dari hewan kepada manusia atau sebaliknya. Penyakit ini dikatakan bahwa jarang terjadi. Pertama kali penyakit ini terdiagnosa tahun 1958 di Negara Kongo. Zaman dulu pada tahun 1970 penyebarannya sangat cepat di Benua Afrika. Negara-negara yang terjangkit, antara lain Republik Demokratik Kongo, Kamerun, Nigeria, Pantai Gading, Afrika Tengah, Liberia, Gabon, Sierra Leon, dan Sudan.

Kasus cacar monyet kini muncul lagi di Inggris sejak bulan Mei 2022. WHO mengkonfirmasi sudah ada kasus di 11 negara non endemik lagi. Seperti dikatakan Laboratorium Global Change Data, 2022 bahwa per awal Juni 2022 sekitar 700 kasus terkonfirmasi.

Kondisi ini perlu belajar dari masa lalu tahun 2003 wabah monkeypox di Amerika Serikat. Sangat perlu tindakan pembatasan pengangkutan hewan dari wilayah endemik. Pengangkutan hewan perlu diperketat. Disisi lain diperlukan tindakan karantina untuk hewan yang diduga kontak dengan hewan terinfeksi. Karantina ini dilakukan demi mencegah dan menangani sesuai standar yang telah ditentukan. Hewan yang dikarantina bisa dilakukan observasi gejala cacar monyet selama 30 hari.

Penularan kasus monkeypox tergolong tinggi sehingga perlu dicegah sebelum masuk Indonesia. Menurut WHO gejala monkeypox manusia seperti demam, sakit kepala hebat, nyeri punggung, nyeri otot, kekurangan energi, muncul bintik-bintik di kulit. Masa inkubasi monkeypox sekitar 6 sampai 13 hari.

Pencegahan utama monkeypox yaitu tidak kontak langsung dengan orang-orang yang sedang terinfeksi. Selain itu perlu juga hindari kontak langsung hewan primata dan pengerat, seperti monyet dan tupai. Pencegahan lain yang dapat dilakukan menjaga kebersihan tangan (rutin cuci tangan memakai sabun/handsanitizer), memakai masker, memperhatikan etika bersin dan batuk yang benar, serta menerapkan hubungan seksual yang aman. Tindakan-tindakan pencegahan ini seperti yang dilakukan untuk virus covid-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline