Lihat ke Halaman Asli

Pretty Sefrinta Anggraeni

Bachelor of Psychology | Guidance Counselor

Eksplorasi Potensi Anak dengan Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 1 Agustus 2023   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://ipi-indonesia.com/wp-content/uploads/2023/01/Kurikulum-Merdeka-Belajar-943x550.jpg

Kurikulum Merdeka yang diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) mempunyai berbagai keunggulan, di antaranya Kurikulum Merdeka lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Dengan diterapkannya kurikulum merdeka, anak akan memiliki kesempatan dan kebebasan untuk mengeksplor lingkungan dan mengembangkan potensi yang dimiliki.

Sebagai orang tua dan guru, kita berkewajiban untuk mengarahkan dan memantau anak sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Ada dua hal penting dalam mengeksplor potensi anak sehingga penerapan Kurikulum Merdeka dapat berhasil, yakni: merdeka belajar berdasar gaya belajar dan merdeka belajar berdasar minat dan bakat anak didik.

Merdeka Belajar Berdasar Gaya Belajar

Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah suatu informasi. Gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja saat belajar di rumah atau di sekolah, bekerja dan saat berhubungan/berkomunikasi dengan orang lain. Gaya belajar sendiri memiliki beberapa macam, antara lain :

1. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar yang menekankan pada penglihatan. Anak dengan gaya belajar visual senang belajar dengan penggunaan warna-warni, melihat ilustrasi, membaca instruksi, mengamati gambar-gambar dan sebagainya. Misalnya anak didik akan lebih mudah menerima informasi atau mengingatnya jika menggunakan ilustrasi gambar atau dengan bentuk-bentuk yang konkret. Belajar warna tidak hanya diucapkan oleh pendidik saja, namun pendidik memberi contoh dengan menggunakan krayon atau pewarna yang lain.

2. Gaya Belajar Auditori

Gaya belajar dimana anak didik akan lebih mudah menerima informasi dengan cara mendengar. Anak yang bertipe auditori mudah mempelajari materi yang disajikan dalam bentuk suara misalnya melalui cerita atau dongeng, disamping itu berdiskusi dengan teman atau guru serta menggunakan musik atau sesuatu yang bernada atau berirama juga memudahkan anak menangkap informasi.

3. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar yang menggunakan gerak tubuh. Anak dengan gaya belajar ini lebih mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau mengambil tindakan. Selain itu, gaya belajar kinestetik berhubungan dengan praktik atau pengalaman belajar secara langsung. Misalnya dalam menyampaikan pembelajaran alangkah baiknya jika guru menggunakan beberapa gerakan atau dengan cara bermain peran supaya anak didik mudah memahami informasi yang disampaikan oleh pendidik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline