Lihat ke Halaman Asli

Pretty Sefrinta Anggraeni

Bachelor of Psychology | Guidance Counselor

Mengapa Masyarakat Begitu Menyukai Hal-hal yang Berbau Dramatis?

Diperbarui: 18 Oktober 2018   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: tribunnews.com

Masih ingatkan kalian dengan acara reality show di salah satu televisi swasta seperti Termehek-mehek, Katakan Putus, atau Rumah Uya Kuya. Juga pada ajang pencarian bakat seperti AFI, Dangdut Academi Indonesia, dan sebagainya yang selalu menyelipkan drama kehidupan para kontestannya. 

Sensasi konflik Lucinta Luna dengan Melly Bradley. Sensasi Young Lex yang mengaku telah dipukuli oleh para fans K-Pop. Atau berita kebohongan Ratna Sarumpaet kepada publik bahwa dirinya telah dipukuli oleh beberapa orang di bandara. 

Kejadian-kejadian tersebut menjadi viral dan diminati oleh banyak orang, sehingga kita tidak bisa memungkiri bahwa masayarakat Indonesia umumnya menyukai sesuatu yang dramatis.

Dramatis dari sudut pandang psikologi disebut psychological drama, yaitu bentuk ekspresi emosi, pikiran dan perilaku, yang terlalu berlebihan dan tidak sesuai dengan situasi yang sesungguhnya. Orang yang menyukai konflik dan drama adalah pribadi yang memiliki karakteristik kepribadian dramatis.

Apa ciri-ciri seseorang yang memiliki kepribadian dramatis?

Menurut Psikolog Mellissa Grace, M.Psi., Psikolog, beberapa ciri yang mudah dikenali pada orang dengan kepribadian dramatis anatara lain:

Mengatakan sesuatu hanya dengan tujuan untuk membuat kericuhan atau perselisihan dengan seseorang. Sangat menyukai gosip atau sensasi, dan cenderung lebih daripada orang-orang pada umumnya. (Wah sepertinya ini ciri-ciri follower IG l*mbe turah hehehe....)

Berbicara tanpa berpikir matang terlebih dahulu. Ekspresi emosi yang berlebihan atau terlalu menjadi-jadi. Misalnya merasa bahwa sesorang adalah "soulmate"-nya meski baru hanya berkenalan seminggu. Seringkali ucapan ataupun perilakunya membuatnya terlibat dalam masalah yang tidak seharusnya atau tidak pada porsinya.

Seringkali merasa bahwa seluruh dunia membencinya dan ingin menjatuhkannya dengan berbagai cara. Sikap dramatis atau berlebihan terjadi pada hampir di seluruh aspek hidupnya dan terjadi secara terus menerus.

Mengapa beberapa kalangan orang menyukai konflik dan drama?

Faktor Pola Asuh Keluarga

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline