Lihat ke Halaman Asli

Pretty Sefrinta Anggraeni

Bachelor of Psychology | Guidance Counselor

Tragedi Guru Budi dan Perilaku Agresif Remaja

Diperbarui: 3 Februari 2018   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: http://poskotanews.com/2016/08/24/nasib-sang-oemar-bakri/

Tak seorangpun menduga Ahmad Budi Cahyono meninggal pada Kamis (1/2/2018) malam setelah dianiaya oleh HI di sekolah pada sore harinya. Setelah dianiaya, Budi Cahyono sempat pulang dan mengeluh lehernya sakit. Dia sempat dilarikan di Rumah Sakit Sampang hingga ke RSU dr Soetomo Surabaya. Sang guru meninggal akibat mati batang otak.

Peristiwa ini berawal dari dalam kelas saat korban mengisi pelajaran di kelas XII. Korban menegur pelaku karena tidak menghiraukan pelajaran yang disampaikan korban. Sampai beberapa kali ditegur, pelaku tetap tidak menghiraukan sehingga terjadi debat antara keduanya. Setelah perdebatan terjadi, pelaku kemudian menganiaya korban.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Torjun, Amat, membenarkan peristiwa yang terjadi di sekolahnya. Bahkan korban sempat bercerita kepada Amat terkait keributan di dalam kelasnya. Namun, kondisi korban sesaat setelah peristiwa masih sehat-sehat saja.

Kabar mengejutkan datang tiba-tiba dari keluarga korban bahwa sampai di rumahnya korban tidak sadarkan diri. Setelah itu, korban dibawa ke rumah sakit di Sampang. Karena kondisinya semakin kritis, korban langsung dirujuk ke Surabaya. Namun, korban tidak bisa diselamatkan dan meninggal di Surabaya (Kompas.com).

Sebagai sesama guru saya merasa miris membaca berita tersebut. Guru yang seharusnya digugu dan ditiru, malah dianiaya oleh muridnya sendiri hingga nyawanya melayang. Mengapa remaja berinisial HI dapat berperilaku agresif kepada gurunya? Dan apa yang bisa kita lakukan agar tidak ada lagi remaja-remaja seperti HI di kemudian hari?

Beberapa faktor penyebab perilaku agresif pada remaja menurut Mellisa Grace, M.Psi., Psikolog,:

Faktor Biologis

Saat remaja terjadi perubahan fase hormonal yang berdampak pada emosi yang labil. Genetika emosi yang diturunkan atau diwariskan dari orangtua dan gangguan neurologis (gangguan otak) yang mengganggu fungsi emosi, dapat menyebabkan seorang remaja berperilaku agresif.

Faktor Lingkungan

Faktor pergaulan lingkungan juga dapat membawa pengaruh bagaimana seorang remaja mengekspresikan emosinya. Remaja terpapar tontonan TV, film, internet dan media sosial yang mencontohkan perilaku agresif, serta kurang adanya aturan yang tegas dari sekolah.

Faktor Pola Asuh

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline