Lihat ke Halaman Asli

Kritik Film "Imperfect The Series"

Diperbarui: 12 Maret 2021   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film dari Indonesia yang bergenre drama-komedi ini tayang di beberapa aplikasi untuk menonton berbagai film dengan berbagai genre dan asal negara. Film yang disutradarai oleh Naya Anindita dan diproduseri oleh Chand Parwez Servia, Fiaz Servia, dan Reza Servia ini pertama ditayangkan pada tanggal 27 Januari 2021. 

Sebelumnya, sebuah film berjudul Imperfect tayang pada 19 Desember 2019 dengan durasi jam 53 menit yang saya tonton juga. Bagi saya film ini sangat menarik hingga saya ingin menontonnya. Tokoh pertama pada film Imperfect lebih ditujukan pada wanita yang bertubuh gemuk dan berkulit gelap.

Pada Imperfect the Series ini ceritanya lebih panjang dan meurut saya lebih menarik karena tokoh utama yang yang ditampilkan lebih mencerminkan pada wanita Indonesia yang beragam baik dari warna kulit, postur tubuh, saling toleransi terhadap perbedaan agama, persahabatan sejati, lalu secara tidak langsung memberi tahu pada penontonnya jika kita memiliki ilmu maka kita tidak akan mudak dibohongi oleh orang lain, dan menunjukkan setiap orang memliki kekurangan dan kelebihan masing-masing yang menjadikannya keunikan tersendiri bagi orang tersebut.

Film ini juga sangat natural memperlihatkan layaknya kehidupan sehari-hari di daerah padat penduduk. Di film ini juga memnunjukkan kisah yang sering terjadi pada orang bahwa mendapat pekerjaan itu tidak semudah yang dibayangkan bahwa di kota itu banyak pekerjaan untuk kita dapatkan dengan mudah.

Kehidupan 4 orang perempuan di sebuah kosan putri, prita seorang pemilik counter pulsa, Endah sebagai mahasiswa, Maria pendatang dari Papua untuk bekerja di kota ini, dan Neti penata rias artis. Neti yang memiliki hubungan dengan salah seorang figuran di lokasi kerjanya. Dia dibantu oleh teman-teman kosnya sampai mengetahui bahwa Doni yaitu pacarnya bersama dengan wanita lain. 

Ia pikir Doni telah berselingkuh di belakangnya tapi akhirnya Doni sendiri juga yang menjelaskan pada Neti bahwa sebenarnya yang menjadi selingkuhannya adalah Neti bukan wanita itu dan Doni akan segera menikah dengannya, ia mengundang Neti untuk menghadiri acara tersebut Neti pun menghadirinya walau membuat kekaauan di sana.

Saya sangat salut dan kagum pada film ini, pesan-pesan di dalamnya sangta tersampaikan. Hal yang dibahas sebenarnya sering terjadi di kehidupan sehari-hari dan bagi sebagian orang ini adalah sebuah masalah untuk dirinya tapi lewat film ini kita dapat tertumbuhkan rasa untuk menerima bagaimanapun kondisi fisik kita yang sebenarnya unik bukan kekurangan.

Tetapi menurut saya karena film ini benar-benar menceritakan kehidupan sehari-hari, bahasa yang digunakannya juga ada saja bahasa yang kurang baik keluar di dalam film ini. Dan memperlihatkan adegan tooh pengonsumsi minuman terlarang. 

Meski begitu pesan-pesan di film ini tetap tersampaikan dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline