Lihat ke Halaman Asli

Globalisasi Buat Bahasa Indonesia Erosi

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Tontonan menjadi tuntunan sedang tuntunan menjadi tontonan , sudah lazim kita temui di setiap belahan dunia ini . Banyaknya budaya yang  hilang  begitu saja oleh derasnya arus teknologi  yang canggihnya tiada terkira hingga menyihir setiap pelanggan setianya.
Tak dipungkiri pula kekuatan teknologi di era gloibalisasi seperti Hand Phone ,jejaring social semacam Facebook , Twitter dan lain sebagainya tersebut saat ini sedikit demi sedikit merenggut jutaan bahkan lebih dari itu umat manusia di tanah air tercinta ini. Maka tak heran lagi jika mereka-mereka kini telah hijrah ke bahasa gaul yang biasa kita kenal dengan bahasa sms atau hijrah ke bahasa internasional/inggris. Walaupun sudah saling tahu bahwa bahasa kebangsaan negri ini adalah Bahasa Indonesia. Seperti yang telah diabadikan dalam sebuah lagu wajib yang berjudul “SATU NUSA SATU BANGSA” yaitu;
“Satu nusa satu bangsa..
“Satu bahasa kita…
“Tanah air pasti jaya..
“Untuk selama-lamanya..
Meski Indonesia telah mengikrarkan bahwa ada satu bahasa kita yaitu Bahasa Indonesia. Namun itu semua bagaikan nyanyian burung di pagi hari saja. Sedang keberadaan penggunaan Bahasa Indonesia yang di sempurnakan oleh EYD sendiri belum bisa dipastikan kemurniannya.
Dipicu oleh kehidupan sehari-hari yang diiringi dengan adanya Hand Phone ,jejaring social seperti  Facebook ,Twitter dan lain sebagainya tersebut  menciptakan komunikasi yang terkesan terburu-buru sehingga mereka lebih dominan dengan mengunakan bahasa singkatan yang biasa kita kenal dengan sebutan bahasa sms , atau hanya sekedar bergaya saja sehingga bahasa kebanggaan kita ini terkontaminasi oleh hal-hal tersebut. Parahnyapara pelaku-pelakunya yang membuat bahasa negri tercinta ini terkontaminasi adalah para generasi penerus bangsa yang notabenenya sebagai tonggak estafet Indonesia. Jika ini semua terus berlanjut , apakah 20 tahun kedepan Indonesia akan berdiri menjadi negri tanpa bahasa kebangsaan ? Astaghfirullah…
Kini saatnya kita membuka mata  untuk melestarikan bahasa negri ini , meloyalitaskannya di lingkungan masyarakat, menciptakan kembali jiwa yang cinta dan menghargai pada bahasa Indonesia. Karena bahasa adalah identitas suatu bangsa . Melestarikan kembali negri yang kaya akan budaya serta negri yang punya satu bahasa kebangsaan yaitu bahasa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline