Lihat ke Halaman Asli

sedya pangasih

Ekaprasetya Pancakarsa

Menyoal Kedaulatan Rakyat

Diperbarui: 6 September 2022   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedya.pangasih/camera.phone

Menyoal Kedaulatan Rakyat 

Oleh : Sedya Pangasih 

 Sejak Indonesia memutuskan untuk memproklamasikan kemerdekaannya sendiri pada tahun 1945, bangsa yang telah mengalami gejolak perjuangan hingga kini dan belum sempat dituntaskan mengenai bentuk dan isi sistem politiknya, berkisar pada gagasan Indonesia mau diarahkan kemana. 

Seiringan dengan hal tersebut, muncullah istilah demokrasi yang sangat diagungkan dalam pemikiran manusia tentang tatanan sosio-politik yang ideal. Dengan kedatangannya demokrasi ini telah meluluhlantahkan teori - teori lainnya mengenai tatanan kekuasaan yang baik, bahkan yang pernah ditawarkan oleh kalangan filsuf, ahli hukum dan pakar ilmu politik. 

Kedaulatan rakyat atau sering dikenal dengan demokrasi berasal dari kata demos artinya rakyat, people dan kratos atau kratein artinya pemerintahan atau kekuasaan atau rule.

 Timbulnya teori kedaulatan rakyat ini sebagai reaksi atas teori kedaulatan raja yang kebanyakan menghasilkan monopoli dan penyimpangan kekuasaan dan akhirnya menyebabkan tirani dan kesengsaraan bagi rakyat. Dalam kedaulatan rakyat ini, ide dasarnya sangat sederhana yaitu rakyat harus menjadi sumber kekuasaan tertinggi dalam suatu negara dan yang lain tidak. 

Jean Jacques Rousseau mengemukakan pendapat tentang kekuasaan rakyat dalam bukunya Du Contrat social. Dan dalam teori fiksinya mengenai 'perjanjian masyarakat' atau kontrak sosial, ia menyatakan bahwa dalam suatu negara natural liberty telah berubh menjadi civil society karena rakyatnya memiliki hak-haknya. 

Ayat al-Qur'an yang menjelaskan mengenai kedaulatan rakyat terdapat dalam Q. S. Ali Imron ayat 159 : 

  Artinya: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu."

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline