Apakah ayah dan bunda tahu bahwa anak bisa mengalami infeksi saluran kemih?
Infeksi saluran kemih pada anak merupakan salah satu infeksi bakteri yang cukup sering terjadi pada anak. Kejadian infeksi saluran kemih pada usia 1 tahun pertama kehidupan paling banyak dialami oleh anak laki-laki yang belum menjalani prosedur sirkumsisi (sunat).
Setelah usia 1 tahun, kejadian infeksi saluran kemih terbanyak pada anak perempuan karena memiliki saluran kemih yang lebih pendek dan lebih dekat dengan anus.
Anak usia >2 tahun dengan infeksi saluran kemih biasanya mengalami gejala lebih spesifik seperti demam, nyeri perut bagian bawah, nyeri saat BAK, BAK terus-menerus, urin berbau, dan anak yang sebelumnya sudah berhasil toilet training, tiba-tiba mengalami ngompol baik siang maupun malam hari.
Sedangkan anak usia 0-2 tahun dengan infeksi saluran kemih biasanya hanya menunjukkan gejala tidak spesifik seperti demam tanpa penyebab yang jelas, malas minum, mual, dan muntah. Sebagian besar bahkan hanya menunjukkan gejala demam tanpa penyebab yang jelas. Hal ini seringkali membuat ayah dan bunda terlambat membawa anak ke fasilitas Kesehatan.
Anak yang mengalami infeksi saluran kemih dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang tentu saja dapat berakibat buruk pada anak. Oleh karena itu, ayah dan bunda perlu untuk lebih memahami dan lebih waspada terhadap gejala-gejala klinis yang dialami oleh anak.
Anak dengan ISK perlu untuk dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan terapi yang tepat, berupa terapi terhadap gejala dan antibiotik yang tentu saja diresepkan oleh dokter. Antibiotik yang telah diresepkan perlu untuk dikonsumsi secara teratur dan dihabiskan bahkan saat anak sudah tidak lagi mengalami gejala.
Ayah dan bunda pasti bertanya-tanya; “Apakah infeksi saluran kemih dapat dicegah? “
Jawabannya, tentu saja bisa.
Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat diterapkan ayah dan bunda untuk mencegah kejadian infeksi saluran kemih pada anak:
1. Pada bayi dan anak yang masih menggunakan pampers, pampers harus sering diganti untuk mencegah penyebaran bakteri penyebab infeksi saluran kemih.
2. Pada anak yang sudah berhasil toilet training perlu diajarkan untuk menjaga kebersihan organ genitalia. Membasuh kemaluan setelah BAK diajarkan bukan hanya pada anak perempuan, tapi juga pada anak laki-laki. Bagi anak perempuan, membasuh kemaluan setelah BAK dengan gerakan dari depan ke belakang. Sedangkan anak laki-laki dengan cara membersihkan area sekitar ujung kemaluan.
3. Anak perempuan usia sekolah perlu untuk menghindari sabun-sabun yang terlalu keras pada area genitalia untuk menghindari kejadian iritasi.
4. Mengajarkan anak-anak untuk tidak menahan BAK.