Lihat ke Halaman Asli

Sechudin

#wartaklasik

Tadarus Al-Quran

Diperbarui: 15 Maret 2024   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Di sebuah kampung kecil yang terhampar di tepi sungai, tinggallah seorang anak yatim piatu bernama Ali. Meski hidupnya tidak seindah yang diimpikan oleh banyak anak-anak seusianya, Ali memiliki kebahagiaan yang tak ternilai ketika Ramadan tiba.

Setiap pagi, sebelum matahari terbit, Ali sudah berdiri di teras rumahnya dengan mushaf Al-Quran di tangannya. Dia membaca ayat demi ayat dengan penuh khidmat, meresapi makna dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Bagi Ali, Ramadan adalah saat yang paling ditunggu-tunggu karena itulah waktu di mana dia bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan membaca Al-Quran.

Suatu sore, ketika matahari sudah mulai meredup dan langit menjadi merah jambu, Ali mendengar suara lembut sang ibu memanggilnya. "Ali, tolong temani ibu ke masjid. Kita akan mengikuti tadarus Al-Quran malam ini," pinta ibunya.

Dengan senang hati, Ali menuruti permintaan ibunya. Mereka berdua berjalan kaki menuju masjid desa yang terletak tidak jauh dari rumah mereka. Sesampainya di masjid, mereka melihat suasana yang begitu khidmat. Para jamaah berkumpul di dalam masjid, duduk di sajadah masing-masing, membuka mushaf Al-Quran, dan saling membaca ayat demi ayat dengan penuh khusyuk.

Ali dan ibunya pun ikut duduk di antara para jamaah. Mereka membuka mushaf Al-Quran dan mulai membaca bersama-sama. Ali terpesona melihat betapa indahnya suara ibunya saat membaca Al-Quran. Setiap ayat yang dilafalkan oleh ibunya terdengar seperti melodi yang mengalun merdu di telinganya.

Malam itu, Ali dan ibunya menghabiskan waktu dengan tadarus Al-Quran hingga larut malam. Mereka menikmati keindahan ayat-ayat suci Al-Quran yang mengalir begitu memesona dari bibir mereka. Setiap halaman yang mereka baca memancarkan cahaya yang begitu menyinari hati mereka.

Setelah selesai, Ali dan ibunya pulang dengan hati yang penuh ketenangan dan kebahagiaan. Ramadan yang tahun ini terasa begitu istimewa baginya. Ali merasa bahwa dengan membaca Al-Quran, ia merasakan kehadiran Allah yang begitu dekat, menyelimuti hidupnya dengan rahmat dan keberkahan.

Malam itu, sebelum tidur, Ali duduk di tepi ranjangnya dengan mushaf Al-Quran di tangannya. Dia menundukkan kepala dan memejamkan mata, merenungkan makna ayat-ayat yang telah dia baca malam itu. Ramadan tahun ini adalah Ramadan yang penuh berkah baginya, karena ia telah menemukan kebahagiaan sejati di dalam tadarus Al-Quran bersama ibunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline