Saat musim Ramadan tiba, undangan bukber dari teman-teman lama mulai datang mengalir. Namun, setelah beberapa pengalaman pahit di masa lalu, saya sering merasa ragu apakah saya harus menerima undangan tersebut. Inilah cerita pengalaman pribadi saya tentang pertimbangan melakukan bukber dengan teman lama.
Sebagai seorang yang senang berinteraksi dengan orang lain, saya selalu menyambut undangan bukber dengan antusiasme. Namun, pada suatu tahun, saya menerima undangan bukber dari sekelompok teman lama yang dulu sangat dekat dengan saya. Meskipun awalnya saya merasa senang untuk bertemu kembali dengan mereka, tapi ada keraguan yang mengganjal di dalam hati.
Pada masa lalu, hubungan kami sangat erat. Kami sering menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita, dan menikmati momen-momen bahagia. Namun, seiring berjalannya waktu, kami mulai menjalani kehidupan yang berbeda. Beberapa dari kami pindah ke kota lain, sementara yang lain sibuk dengan pekerjaan dan keluarga. Hubungan yang dulu erat mulai merenggang, dan ada ketegangan yang belum terselesaikan di antara kami.
Meskipun demikian, saya memutuskan untuk menerima undangan tersebut, berharap bahwa bukber kali ini bisa menjadi kesempatan untuk mendamaikan masa lalu. Saat kami berkumpul kembali di meja bukber, ada campuran perasaan nostalgia dan ketegangan di udara. Kami saling menyapa dengan senyum, tetapi ada kekakuan yang tidak bisa diabaikan.
Selama bukber, kami berbagi cerita tentang apa yang terjadi dalam hidup kami selama bertahun-tahun terakhir. Ada tawa dan canda, tetapi juga momen-momen yang hening ketika kita merenungkan masa lalu yang rumit. Beberapa di antara kami berusaha untuk memperbaiki hubungan yang terputus, sementara yang lain hanya menutupi luka-luka lama dengan senyuman palsu.
Setelah bukber selesai, saya merasa campuran perasaan. Di satu sisi, saya merasa lega telah bertemu kembali dengan teman-teman lama dan mengenang kenangan indah bersama. Namun, di sisi lain, ada rasa sedih dan kekecewaan karena kesadaran bahwa hubungan kami tidak akan pernah sama seperti dulu lagi.
Pengalaman bukber dengan teman lama ini membuat saya mempertanyakan apakah itu benar-benar layak untuk terus mempertahankan hubungan yang sudah terputus. Meskipun ada momen-momen yang menyenangkan, tetapi ada juga banyak tantangan yang harus dihadapi. Saya menyadari bahwa terkadang, lebih baik untuk membiarkan masa lalu tetap menjadi kenangan dan fokus untuk membangun hubungan baru yang lebih sehat dan berarti.
Sejak itu, saya mulai lebih berhati-hati dalam menerima undangan bukber dari teman lama. Saya belajar untuk mendengarkan insting saya dan mempertimbangkan dengan hati-hati apakah pertemuan tersebut akan membawa kebahagiaan atau hanya menimbulkan lebih banyak kekecewaan. Meskipun bukber dengan teman lama mungkin terlihat seperti kesempatan untuk mengenang masa lalu, namun kadang-kadang lebih baik untuk melangkah maju dan fokus pada masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H