Pendidikan karakter merupakan salah satu aspek penting dalam upaya membentuk generasi yangunggul dan berkualitas berkualitas dari tiga dimensi kehidupan manusia yaitu sisi kognisi, afeksi dan psikomotor. Untuk mencapai tujuan tersebut tentu saja tidak mudah karena banyak tantangan yang dihadapi seperti penurunan moral di kalangan remaja hingga masalah sistemik dalam implementasi pendidikan karakter. Sejumlah strategi dan solusi telah diusulkan dan terus diupayakan untuk mengatasi tantangan-tantangan dalam upaya membentuk generasi muda yang unggul dan berkarakter. Dalam tulisan ini, akan dipaparkan secara singkat bebrapa tantangan yang dihadapi pendidikan karakter di Indonesia dan beberapa alternatif solusi dalam upaya implementasi untuk mengatasinya tantangan-tantangan tersebut.
Masalah Kemerosotan Moral Generasi Muda
Masalah kemerosotan moral generasi muda sudah menjadi sorotan umum dan kenyataan menunjukkan bahwa kian meningkat seiring berjalannya waktu dan seiring upaya keras implementasi pendidikan karakter. Fenomena ini terlihat jelas dari meningkatnya keterlibatan pemuda dalam dalam berbagai tindakan yang melanggar hukum, melanggar etika dan lain-lain. Jika kita melihat laporan berbagai media, banyak generasi muda termasuk yang berada pada usia sekolah terlibat dalam pergaulan yang tidak sehat, yang tidak hanya merugikan diri mereka sendiri tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan adanya krisis moral yang yang sudah pada tahap mengkuatirkan di kalangan siswa Indonesia. Lembaga pendidikan sudah berupaya memperbaiki feomena ini dan telah menerapkan kurikulum berbasis penanaman karakter, namun laporan terkait kemerosotan moralitas di kalangan generasi muda terus-menerus ada setiap saat.
Masalah Implementasi Pendidikan Karakter
Kurikulum Indonesia sudah menekankan pada pendidikan karakter namun miskin implementasi. Masalah implementasi pendidikan karakter di sekolah telah menjadi perhatian banyak pihak. Banyak program pendidikan karakter yang hanya bersifat teoritis dan tidak melibatkan praktik nyata dalam kehidupan sosial. Meskipun siswa diajarkan pengetahuan tentang pentingnya kejujuran dan kerja sama, naman siswa pada sekolah tertentu jarang diberikan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam situasi nyata misalnya melalui diskusi, kerja-kerja proyek kolaboratif dan sebagainya. Hal ini menyebabkan kurangnya pemahaman dan internalisasi nilai-nilai karakter dimana siswa mengetahui nilai-nilai karakter namun tidak sampai tataran perbuatan moralnya. Fokus utama sekolah lebih diarahkan pada domain kognitif dan psikomotorik, dibandingkan dengan domain afektif, juga mengakibatkan pengembangan karakter seperti diabaikan dalam proses pendidikan di sekolah. Siswa mungkin memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai karakter, tetapi tanpa pengalaman langsung, mereka kesulitan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tantangan Sistemik
Tantangan sistemik jugadalam dunia pendidikan juga menjadi tantangan dalam implementasi kurikulum berbasis karakter di sekolah. Distribusi sumber daya pendidikan yang tidak merata, termasuk dalam hal penyerapan anggaran dan kualitas guru, menghambat implementasi pendidikan karakter yang efektif. Sekolah-sekolah kekurangan fasilitas dan tenaga pengajar yang berkualitas tentu saja sulit untuk menerapkan program pendidikan karakter dengan baik.
Keberagaman Budaya dan Agama
Keberagaman budaya dan agama di Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri dalam sistem pendidikan karakter. Dengan berbagai suku dan berbagai agama yang dianut, pendidikan karakter sering kali tidak mampu mengakomodasi keragaman ini. Nilai-nilai karakter yang diajarkan sering kali dipersempit hanya pada kepentingan negara, tanpa mempertimbangkan nilai-nilai lokal yang mungkin lebih relevan bagi siswa. Hal ini dapat menyebabkan siswa merasa terasing dari pendidikan yang mereka terima, dan pada akhirnya mengurangi efektivitas pendidikan karakter itu sendiri.
Integrasi Pendidikan Karakter dalam Setiap Mata Pelajaran
Namun, meskipun tantangan-tantangan ini cukup besar, ada sejumlah solusi yang dapat diimplementasikan untuk memperbaiki keadaan. Salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah dengan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam berbagai mata pelajaran. Dengan menggunakan metode pengajaran yang beragam, seperti pembelajaran kooperatif dan pendekatan yang berpusat pada siswa, pendidikan karakter dapat menjadi lebih efektif. Misalnya, dalam pelajaran bahasa Indonesia, guru dapat menggunakan karya sastra yang mengandung nilai-nilai karakter untuk membantu siswa memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Selain itu, seni juga dapat menjadi medium yang efektif untuk pendidikan karakter, di mana siswa dapat mengekspresikan diri dan mengeksplorasi nilai-nilai melalui kreativitas mereka.