Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2024 telah dilaksanakan pada hari Senin, 25 November 2024, dengan mengusung tema "Guru Hebat, Indonesia Kuat". Banyak pengguna media sosial yang memberikan apresiasi terhadap dedikasi guru dalam mencerdaskan generasi bangsa, dengan menyampaikan ucapan yang menyentuh di akun-akun mereka.
Beberapa di antaranya bahkan menyebutkan nama sekolah dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari yang terendah hingga tertinggi.
Tak sedikit guru yang mengungkapkan rasa terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh murid-murid mereka, baik dalam bentuk ucapan maupun kado, dan banyak di antara mereka yang membagikan momen tersebut di media sosial.
Melalui berbagai foto yang diunggah, terlihat kebahagiaan para guru terhadap apresiasi yang diberikan oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan adanya rasa syukur yang tulus dari para guru terhadap peran penting masyarakat memandang positif profesi guru.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah kebahagiaan tersebut merupakan kebahagiaan yang hakiki bagi para guru? Hanya para guru yang dapat menjawabnya. Yang jelas, kita sepatutnya bersyukur bahwa para guru dapat tersenyum pada hari istimewa ini, menjadi raja dan ratu dalam perayaan tersebut. Kita juga patut berterima kasih atas dukungan moral yang diberikan kepada para guru pada HGN 2024 ini.
Apresiasi yang diberikan oleh masyarakat dan siswa, serta penghargaan yang diserahkan kepada para guru, diharapkan merupak bentuk kesadaran kolektif terhadap peran krusial guru dalam dunia pendidikan.
Banyak pengguna media sosial yang menyebut guru sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa" dalam unggahan mereka, mencerminkan pengakuan akan mulianya profesi ini dan dukungan terhadap profesi guru di tengah berbagai isu penting yang dihadapi oleh para pendidik. Di balik senyuman dan sikap "terpaksa bahagia," di HGN 2024 ini, para guru dihadapkan pada persoalan pelik sering kali menambah beban kerja mereka.
Selain tantangan sehari-hari dalam proses pengajaran (sistem pendidikan), terdapat juga isu kesejahteraan, beban kerja yang berat, serta masalah kriminalisasi dan kekerasan terhadap guru.
Masalah utama yang dihadapi oleh para guru adalah sistem pendidikan yang tidak konsisten antara waktu. Kebijakan-kebijakan dalam bidang pendidikan seringkali tumpah tindih dan cepat berubah tanpa dibarengi dengan perbaikan kondisi sekolah dimana guru mengajar.
Kebijakan pendidikan untuk merespons kecepatan kemajuan teknologi tidak dibarengi dengan pengembangan fasilitas penting seperti infrastruktur, bahan ajar, dan teknologi pembelajaran lainnya yang memadai. Seringkali para guru "dipaksa" untuk mengikuti perkembangan teknologi pendidikan tanpa fasilitas alat dan pelatihan yang cukup.
Tuntutan agar guru menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran di tengah minimnya akses dan sarana teknologi, serta kurangnya pengetahuan untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran tentu saja menambah beban guru.