Lihat ke Halaman Asli

Belajar dari Kekompakan Semut

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu saya menghadiri sebuah pengajian di sebuah masjid besar milik komunitas Indonesia yang berada di Sydney. Tema besar yang diangkat pada saat itu adalah mengenai ketahanan rumah tangga yang dibahas secara lugas oleh Al Ustadz Dr Agus Setyawan. Ada satu hal yang cukup membuat saya tertarik yakni bagaimana beliau menjelaskan salah satu fungsi rumah tangga adalah fungsi psikologis. Ketika menjabarkan apa yang dimaksudkan fungsi psikologis ini yakni adalah bagaimana rumah tangga kita itu benar-benar menjadi rumah tangga yang tentram. Disini beliau kembali menjelaskan bahwa rumah tangga sebaiknya tidak diisi dengan percekcokan atau konflik antara suami istri. Sebaliknya suami istri sebaiknya bersinergy, saling mengerti, mengisi dan melengkapi satu sama lain. Jangan menjadi rumah laba-laba. Dalam surat Al Ankabut disebutkan bahwa selemah-lemahnya rumah adalah rumah laba-laba, karena laba-laba jantan dan laba-laba betina selalu cekcok. Tetapi belajarlah dari semut. Hubungan seekor semut dengan semut-semut lainnya sangat kompak. Dikisahkan pula bahwa seekor semut ketika melihat Nabi Sulaiman dan prajuritnya akan datang, serta-merta berlari dan memberitahu semut-semut lainnya sehingga mereka semua selamat dan berada di sarangnya dan tidak terinjak ketika Nabi Sulaiman dan prajuritnya datang.

Disini kita dapat mengambil pelajaran bahwa seekor semut dengan semut lainnya saling menasehati, menolong dan sangat kompak. Begitu pula halnya dengan rumah tangga bila suami istri dan anak-anak semuanya bersynergi, kompak satu sama lain, saling membantu, mengerti, memahami dan mengedepankan kebersamaan/persatuan insya Allah kehidupan rumah tangga menjadi  tentram, damai, progressive, kokoh dan visioner.

Belajar dari kekompakan semut ini tidak hanya cocok diterapkan di level rumah tangga, tetapi disemua lini, di pemerintahan, di organisasi kemasyarakatan, di perkantoran, di komunitas-komunitas manapun. Semut bersinegy dengan semut-semut yang lain, tidak menghabiskan waktu, energy dan pikirannya dengan konflik dan percec0kan. Semut bermanfaat bagi semut-semut yang lain, berhasil membangun team dan network yang kuat seperti sebuah bangunan yang kokoh, progressive dan mewujudkan tujuannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline