Saya adalah seorang ibu dengan dua anak kecil yang bekerja penuh waktu. Hidup saya sangat sibuk. Namun, bagaimanapun saya memiliki teman-teman dari masa lalu dan sekarang.
Saya dulu tidak pernah betah ditambah dalam group-chat karena saya merasa kadang isi pembicaraan yang tidaksesuai dengan nilai-nilai hidup yang saya miliki. Juga karena saya tidak kenalataupun ingat lagi anggota-anggota yang ada di dalam group. Misalnya group alumni teman-teman SD/SMP/SMA.
Bayangkan puluhan tahun setelah berpisah, kita semua berubah. Walaupun masih ingat rupa jaman dulu, seseorang itu sangat mungkin sudah berubah sesuai dengan pengalaman hidup, pendidikan, lingkungan,pekerjaan dan lain sebagainya.
Baca juga: Enggan Beranjak dari WhatsApp Group
Belakangan ini saya ikut reuni dengan teman-teman SD dan SMP. Reuni kali ini sangat berbeda. Saya tidak pernah bayangkan ternyata reuni itu bisa menjadi sarana dimana kebersamaan yang pernah dialami dalam masa kecil bisa terjalin kembali.
Dalam hidup keseharian, banyak dari kita menjadi "robot" yang sudah diprogram untuk berfungsi sesuai komitmen-komitmen yang kita miliki.
Saya yang biasanya sangat praktis dalam hidup, tidak merasa bisa mendapatkan hikmat apa pun dalam sebuah reuni. Namun kali ini benar-benar diluar perkiraan saya. Ternyata saya bias tertawa lepas tanpa rasa takut ada orang lain yang akan menghakimi saya. Kita bisa saling menertawakan satu dengan yang lain dengan kejadian-kejadian masa lalu dan lelucon baru yang kita ciptakan bersama.
Terus terang kalau saya ditanya mau teruskan persahabatan dengan teman-teman lama dimana saya bisa tertawa lepas dan tidak perlu kuatir dihakimi ataukah menjalin persahabatan baru dengan teman-teman baru, saya akan katakan saya memilih teman-teman lama.
Sebuah persahabatan butuh waktu dan sebuah "HATI" untuk memupuk sehingga memiliki dasar fondasi yang kuat dimana kita bisa "menjadi diri sendiri" untuk mengemukakan saran dan pemikiran, kadang juga bisa menerima kalau ditegur.
Saya selalu percaya jika kita memiliki hubungan dasar yang kuat, apapun yang terjadi tidak akan menjadi masalah untuk memutuskan hubungan persahabatan. Belakangan ini saya ditambahkan dalam sebuah Group-chat yang saya masih bertahan sampai sekarang dengan anggota yang lebih dari 50 orang. Saya mulai menyimak dinamika group tersebut sehingga muncul keinginan untuk menulis artikel ini.
Group itu memiliki dinamika hidupnya. Anggota-anggota memegang kendali kearah mana group akan menuju. Jika Group itu ibarat orang-orang yang main bersama dipantai maka posisi setiap anggota berbeda-beda.
1. Anggota yang "Sangat Aktif" ibarat seperti orang yang sudah pakai baju renang yang siap terjun berenang kapan saja. Mereka bisa santai di pinggiran pantai. Kalau lihat ada yang masuk ke air, mereka akan ikut berenang dan menikmati suasana pantai bersama-sama.
2. Anggota yang "Lumayan Aktif" adalah mereka yang duduk di kursi santai dekat pantai. Kalau ada waktu akan baca dan tanggapi. Kadang mereka juga akan bagi-bagi artikel atau pengetahuan-pengetahuan yang bermanfaat bagi semua.
3. Anggota yang "Baywatch" yang duduk diatas kursi tinggi di pantai. Mereka biasanya pakai kacamata hitam melihat dengan tajam apakah ada kecelakaan di pantai yang butuh pertolongan.Anggota-anggota seperti ini sering akan kasih masukan jika ada yang butuh pertolongan. Mereka biasa diam saja kalau semua berjalan dengan lancar.
4. Anggota "Tidak Aktif" adalah anggota yang tidak pernah/ jarang memberi komentar atau masukan. Suka tidak suka, DIAM! Ini ibaratnya orang-orang yang setuju untuk berkunjung ke pantai tapi pakai baju pyjama terbungkus rapat-rapat. Mungkin mereka takut kalau dibuka pyjama hanya pakai baju renang, akan masuk angin dan sakit. Kadang harus belajar "Ambil Resiko"untuk berparticipasi. Sebuah group yang aman akan mendukung semua anggota untuk berpartisipasi.
Saya juga bekerja sebagai seorang trainer. Sebelum saya mulai training, saya selalumemulai dengan "Ground-Rules" atau aturan-aturan dasar untuk sebuah group.
Saya selalu menghormati setiap peserta dalam group training saya. Group itu milikbersama semua anggota. Biasanya, kita sepakat harus ada (1) Confidentiality/Kerahasiaan (2) Respect/ Saling menghormati orang yang bicara (3) Asking question or clarification/ Silakan bertanya kalau tidak jelas atau ada pertanyaan, dan lain sebagainya.
Baca juga: 5 Alasan Orang Enggan Menjawab Salam di WhatsApp Group (WAG)
Terus, apakah sebelum memulai sebuah Group-chat, adakah aturan-aturan yang harus disepakati bersama. Misalnya:
1. Tujuan dari group yang jelas!
2. Sesama group mustinya memiliki kebersamaan and kenal satu dengan yang lain
3. Jika ingin menambah anggota baru, harusberitahu dulu rundingkan dengan anggota-anggota yang ada
4. Tidak ada message setelah jam 11pm(tergantung persetujuan anggota)
5. Group tidak seharusnya memperbincangkan politik kecuali ada persetujuan bersama untuk menghindari debat-debat yang bias mempengaruhi hubungan persahabatan
6. Jangan memakai group untuk mengutarakan ketidakpuasan terhadap seseorang yang juga ada di group. Hubungan orang tersebut lewat jalur pribadi untuk berbicara langsung dan tidak melibatkan anggota-anggota lain.
7. Kadang komentar-komentar sesama anggota bisa saling menyinggung perasaan. Jika benar-benar merasa tidak nyaman atau tidak mengerti apa maksud komentar tersebut, hubungi orang yang memberi komentar lewat japri (jalur pribadi) untuk klarifikasi.
8. Belajar untuk saling memaafkan. Tujuandari group adalah untuk menjalin hubungan. Kadang orang tidak sengaja dengankata-kata mereka.
9. Kadang-kadang berikan tanggapan yang positif atau symbol yang positif untuk anggota-anggota yang sudah menggunakan waktu banyak untuk mencari sesuatu yang bermanfaat untuk berbagi. Ini artinya belajar menghargai.
10. Kalaupun tidak suka dengan sharing seseorang, janganlah langsung menjatuhkan dengan mengkritik langsung orang tersebut.
11. Jika ingin keluar dari group, bersopansantunlah minta ijin keluar dan alasan sehingga anggota-anggota lain tidak saling menduga apa yang terjadi.Orang-orang yang ditinggalkan mungkin merasa tidak nyaman. Komunikasi adalah caramenghargai orang lain.
12. Janganlah merasa tersinggung jika ada orang yang "left".
13. Agak peka dengan perbedaan pria dan wanita dalam group. Jangan kirim-kirim foto-foto ataupun video-video yang tidak senonoh. Tidak semua orang bisa terima.
14. Jangan terlalu cepat menghakimi! Belum tentu kita tahu apa yang terjadi sebenarnya.D aripada gossip, lewat japri tanya langsung.
15. Bolehkan anggota mempromosikan usaha/bisnis mereka?
Akhirnya, keterbukaan dalam berkomunikasi sangatlah penting dalam sebuah hubungan apapun juga. Apakah kita bisa memulainya?
Baca juga: 5 Hal Penyebab Seseorang Keluar dari WhatsApp Group
TIP untuk Group-chat
1. Saling menghormati dan mendukung sesama anggota
2. Jangan bikin group yang besar dengan jumlah ratusan orang
3. Jadikanlah group sebagai tempat untuk belajar pengembangan diri dan berkomunikasi
4. Belajar untuk menjadi diri sendiri dalam group dimana semua anggota bisa mengemukan pendapat dan saran yang positif
5. Sarana untuk belajar mendengar tanpa menghakimi
6. Sarana untuk hidup berkelompok yang positif
Group-chat bisa menjadi sarana yang berguna dan membangun jika dikelola dengan benar oleh semua anggota-anggota yang bisa mendiskusikan dengan terbuka tujuan dan aturan-aturan mainnya. Selamat BerGroup-chat!
* * *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H