Hongkong sedang bergolak (14 Agustus 2019). Demonstran sudah menduduki bandara internasional dan konon pertama kalinya terjadi bentrokan fisik antara aparat dan beberapa dari mereka, di bandara. Ribuan penumpang pesawat terpaksa ikut terkena imbasnya. Tidak hanya itu, imbas yang lebih luas terasa juga ke segala penjuru Hongkong dan tentunya imbas ke negara lain, seluruh dunia.
Kantor berita CNN melaporkan bahwa para ahli meyakini salah satu pemicu demonstrasi ini adalah, pesan yang berkali-kali sudah disampaikan kepada Cina oleh rakyat Hongkong yang rupanya tidak direspon secara benar. Sangat disayangkan bahwa bagi negara semaju dan sekuat Cina ternyata belum efektif berkomunikasi. Banyak pelajaran bisa ditarik dari insiden semacam ini oleh negara lain, perusahaan, organisasi, keluarga, dan berbagai relasi lain;
Komunikasi harus jadi prioritas, artinya masuk ke dalam agenda perencanaan disamping perencanaan utama lain seperti keuangan, politik, kesehatan, pemasaran dan seterusnya.
Melatih kecakapan komunikasi seperti berbicara, mendengarkan, mengelola bahasa tubuh itu bukan hal sepele karena kita semua ini manusia dengan segala emosinya. Keterampilan yang 'manusiawi' lah yang paling sesuai bagi manusia. Komunikasi salah satunya
Biaya yang diperhitungkan harus memasukkan biaya gagalnya komunikasi, karena komunikasi tidak bisa rampung dalam periode tertentu, namun dilatih dan dipraktekkan seumur hidup
Semoga masalah di Hongkong bisa segera usai dan kondisi menjadi normal kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H