Sebuah kebodohan yang luar biasa!
Ini semua karena kesalahan saya tidak rajin merawat gigi. Sebenarnya sudah sejak setahun yang lalu dokter gigi favorit kami, drg. Allin P Iswari telah menyarankan untuk mengangkat 3 gigi dengan jalan operasi. Tapi karena melihat harga operasi gigi yang harganya jutaan, bikin saya senewen. Sayang ah buat operasi gigi, mending buat beli makanan atau buku atau baju atau lainnya.
Masih banyak yang lebih penting untuk dibeli daripada sekedar operasi gigi yang tidak sakit. Lagi pula saya masih trauma operasi gigi bungsu pada masa kuliah dulu di RS Barromeous. Penuh darah dan membuat saya tidak bisa mengeluarkan suara selama beberapa waktu. Belum lagi rasa sakit. Aduh, sudah lewat puluhan tahun, tapi kok traumanya tidak hilang-hilang. Jadi urusan 3 gigi yang harus di operasi ini dimasukkan ke laci yang paling dalam dan kuncinya dibuang ke laut.
Bahayanya sakit gigi
Sampai setahun kemudian gigi saya agak bermasalah. Saat pemeriksaan gigi, kembali drg. Allin menyarankan untuk operasi gigi. Saat itu bertambah menjadi 4 gigi. Tapi ada angin surga yang dihembuskan, ternyata bisa pakai BPJS di RS Pindad. Dan gratis. Sebagai pecinta gratisan, maulah saya melirik jalur operasi ini. Apalagi setelah tahu bahwa masalah gigi ini bisa semakin parah jika tidak segera ditangani.
Dari sebuah artikel berjudul Sakitnya di Gigi Ancamannya ke Nyawa di Intisari September 2015 disebutkan bahwa sakit gigi dapat menyebabkan komplikasi seperti alergi, diabetes, jantung, dan stroke. Sepertinya hiperbola ya. Penjelasannya begini. Sisa makanan yang tidak sempurna dibersihkan saat menyikat gigi mengendap menjadi sumber makanan bagi bakteri. Bakteri yang bernama gram negatif itu mengeluarkan racun dan 'memakan' gigi kita. Jika didiamkan, racun akan menjalar ke bagian ujung akar gigi.
Nah sebagai pertahanan tubuh terhadap racun bakteri, maka di bagian ujung akar tersebut membentuk reaksi peradangan berupa abses, granuloma, atau bahkan kista. Gejalanya akan muncul seperti sakit saat mengunyah atau timbul bengkak kecil di gusi dekat akar gigi. Lama-kelamaan, racun bakteri menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Itulah sebabnya, gigi benar-benar harus dijaga agar tidak berlubang dan karies. Menurut Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan RI 2013 penduduk Indonesia yang memiliki gigi berlubang 93,9 juta orang! Rasanya jadi paham dengan hadis Rasulullah mengenai keutamaan membersihkan gigi.
"Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan memerintahkan mereka bersiwak setiap kali berwudhu." (HR Bukhari)
Jadi, OK deh, saya bulatkan tekad melakukan operasi gigi. Kencangkan ikat kepala untuk menerabas sejumlah opini tentang betapa buruknya pelayanan BPJS di Indonesia.
Proses BPJS tidak sesulit yang diduga
Dimulai dengan sowan ke drg. Allin dan membuat pengakuan dosa bahwa saya akhirnya mau dioperasi. Sebenarnya gigi saya tidak sedang terasa sakit. Tapi ya itu tadi, takut makin parah saja. Mengapa sampai 4 gigi harus dioperasi itu karena sudah tidak bisa ditambal lagi. Bolongnya sudah terlalu besar dan terancam menjadi jalan masuk kuman. Kadang-kadang memang terasa sakit. Menurut drg. Allin, itu tergantung kondisi tubuh kita juga. Saat kondisi tubuh lagi lemah, gigi akan mudah terinfeksi.
Saya diminta memulai dengan membuat foto gigi Panoramic untuk dasar diagnosa dokter yang memutuskan perlu operasi atau tidak. Pada 10 Maret 2016, saya memilih ke Laboratorium Parahita di jl. A.Yani Bandung yang tidak terlalu ramai untuk foto gigi. Benar saja, saya hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mendapatkan foto gigi keseluhan. Nggak pake antri. Biayanya Rp 160.000,-. Ini belum di cover BPJS. Dengan hasil ini, drg. Allin mengeluarkan surat rujukan ke Spesialis Bedah Mulut di RS Pindad drg.Saskia untuk operasi 4 gigi. Nambah 1 dari diagnosa tahun lalu. Kalau ingin di cover BPJS, saya harus meminta rujukan dari klinik kesehatan.