Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Pemimpin di Era Modern

Diperbarui: 6 November 2015   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring dengan berjalannya waktu, tidak dapat dielakkan bahwa kini kita telah tiba pada suatu era dan peradaban di mana segala sesuatu sangat mudah untuk didapat, diketahui, dan dihancurkan. Era ini disebut dengan era modern.

Teknologi yang ada telah berkembang kian pesat dan telah membawa manusia pada arus perubahan yang begitu massif dan turbulen. Ragam informasi misalnya, kini menjadi semakin mudah untuk didapat. Kemudahan ini sayangnya membawa ancaman bagi para individu muda khususnya, untuk hidup dalam kemalasan dan kemanjaan. Untuk hidup dalam kebobrokan moral dan semangat juang. Untuk hidup dalam sikap individualis dan pesimis.

Padahal, dalam pedoman hidup seluruh umat Islam di muka bumi ini, telah dinyatakan bahwa sejatinya menusia dilahirkan sebagai seorang pemimpin, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi dirinya dan orang lain.

Padahal, selain kaum muda, maka siapa pulalah yang akan menjadi seorang pemimpin bagi suatu bangsa, Negara, dan agama yang ada nantinya?

Menjadi pemimpin tidak sekadar memberi mandat, perintah, dan nasehat kepada siapa-siapa yang dipimpinnya, melainkan juga menjadi bagian dari apa yang diperintahkannya.

Pemimpin tidak hanya bertempat di garda terdepan, melainkan senantiasa menjadi guide dan bertempat di setiap sisi dalam menuntun siapapun yang dipimpinnya demi terwujudnya visi dan tujuan bersama.

Pemimpin pula selalu bersikap visioner,memiliki tujuan dan arah yang jelas pada tiap hal yang dilakukannya. Mampu untuk berinovasi dalam menciptakan hal-hal baru, mampu berkreatif pula dalam menyelesaikan problem yang dihadapi.

Seorang pemimpin mampu menciptakan suasana kekeluargaan dalam sebuah organisasi. Pemimpin pula mampu memberi pengaruh positif pada orang-orang di sekitarnya. Tidak hanya memiliki semangat juang yang tinggi, namun juga mampu menciptakan semangat juang orang-orang di sekitarnya.

Seorang pemimpin senantiasa menjadi inspirator.

Untuk menjadi seorang pemimpin, kaum muda perlu memulai dengan mengalahkan rasa malas yang ada dalam dirinya. Perlu untuk senantiasa mengembangkan dan menjaga etika, kejujuran, kepedulian, kekuatan, dan ketekunan yang ada dalam dirinya.

Lalu bagaimana dengan situasi yang ada saat ini? Dengan berbagai pengaruh yang datang dari tempat yang berbeda, kebudayaan yang berbeda, juga kebiasaan yang berbeda?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline