Lihat ke Halaman Asli

Koes Plus, Ebiet, Iwan Fals Berangkat dari Sebuah Kegalauan

Diperbarui: 22 Maret 2018   01:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.oranyenews.com

Ketika seseorang mengalami stagnan dalam sebuah kehidupan. Seseorang bisa terhanyut dan tenggelam dalam sebuah kegalauan. Rasa galau sangat menusiawi dan alami dan setiap orang pasti pernah mengalaminya tak terkecuali dengan musisi dan grup musik : koes plus, ebiet g ade, iwan fals Tetapi rasa galau mereka tuangkan dalam sebuah alunan musik.

Rasa galau Koes Plus, Ebiet G ade, dan Iwan Fals bukan sebuah kegalauan pribadi saja. tetapi rasa galau terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah, galau terhadap penegak hukum, galau terhadap perusak alam dan mereka menyajikan music dan lirik lagu yang indah.

Koes plus seorang manusia biasa punya rasa dan penglihatan. Selain koes plus mempunyai kisah pribadi dan mereka menuangkannya dengan lagu-lagu cinta. Mereka pun mempunyai rasa nasionalis. Di mata mereka indonesia ini seperti kolam susu. Dahulu grup legendaris 60 an ini bernama koes bersaudara, grup ini pernah di cekal dan di penjara di era pemerintahan soekarno gara-gara manggung membawakan lagu- lagu the beatles dan dianggap tidak nasionalis di era itu.

Ebiet g ade adalah salah satu penulis, pencipta dan penyanyi paling puitis di indonesia. Walaupun beliau belum pernah di cekal dan di penjara di oleh sebuah kekuasaan,  tetapi lirik -- lirik ebiet g ade ini mayoritas bertema alam  dan sang pencipta. Hanya dengan gitar kopong, lirik- lirik sosial yang di bawakan ebiet g ade ini jika di kaji lebih dalam. Lirik -- lirik ebiet ini sebuah kritikan, Tetapi beliau menyajikannya secara apik dengan puisi yang menghanyutkan.

Iwan fals siapa sih yang tidak kenal dengan pria ini, seandainya pria ini mencalonkan diri menjadi  seorang presiden pasti pria ini memenangkan sebuah pemilu. Beliau adalah salah satu musisi dan penyanyi paling frontal di indonesia. banyak pemimpin - pemimpin yang geram dengan kritikan kritikannya di era presiden soeharto. Sama seperti ebit g ade hanya dengan gitar kopong, beliau mampu mewakili rakyat dengan teriakan -- teriakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline