Lihat ke Halaman Asli

"Please", Jangan Permainkan Suara Rakyat

Diperbarui: 14 Maret 2018   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

digitaljournal

Kebebasan Bersuara

Demokrasi, kebebasan berpendapat, kebebasan berideologi, kebebasan bersuara, kebebasan mengemukakan gagasan, kebebasan berpolitik pokonya apapun itu namanya, apapun itu bentuknya seakan-akan sebuah jalan menuju kemakmuran dan kesejahteraan. Padahal mah itu hanya kamuflase belaka, hanya sebuah jalan menuju kekuasaan.

Maaf saya bukan seorang apatis, bukan seorang provokator, bukan pula seorang ilmuwan tetapi saya berfikir realistis. Suara saya bukan datang dari kelompok tertentu, saya hanya mencoba untuk menganalisa saja, kenapa sampai saat ini banyak orang-orang yang pandai memanfaatkan situasi dan kondisi demi sebuah kekuasaan. Baik itu sebuah kekuasaan di daerah maupun sebuah kekuasaan di pusat.

Indonesia kan negara demokratis, jadi saya bebas dong untuk berpendapat. Para politisi saja bebas untuk mengemukakan programnya, saya juga sebagai rakyat memiliki hak untuk mempunyai pilihan.

Jangan Permainkan Suara Rakyat

Alasan judul di atas '' Jangan Permainkan Suara Rakyat'' ini sepintas terdengar seperti rancu, tetapi jika kita olah dan analisa secara mendalam, beginilah situasi dan kondisi indonesia saat ini Rakyat Seperti di Permainkan. Oleh siapakah rakyat di permainkan ?  rakyat di permainkan oleh orang-orang besar, orang-orang pintar dan orang-orang yang katanya sangat cinta dengan negeri ini.

Kita tidak usah jauh-jauh untuk menganalisa, tidak usah terlalu dalam untuk mengetahui apakah memang benar rakyat sudah dipermainkan !!.

Tidak Konsisten Dalam Satu Partai

Sebagai contoh saja. Banyak orang-orang di indonesia yang berganti-ganti partai, pemilu 1999 dia menjadi anggota partai A lalu pada pemilu 2004 dia menjadi anggota partai B, eh pada pemilu 2009 dia malah menjadi anggota partai C. Apakah ini yang di sebut idealis untuk rakyat !!.. ada juga yang malah extreme malah mempunyai partai sendiri. Ada juga yang sengaja membuat partai sendiri, hanya untuk menjual suaranya kepada partai lain. Ada juga partai baru yang memang sengaja di biayai partai tertentu hanya untuk mengkaburkan pilihan rakyat.

Sebelum dan setelah pemilu berakhir ada istilah koalisi-koalisi, ada istilah bagi-bagi kue. Wadeh... kok suara rakyat di permainkan yah !!.

Wajar Jika Rakyat Menuntut

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline