Lihat ke Halaman Asli

Sesederhana Pesan Ayah

Diperbarui: 12 November 2015   18:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gambar gw nyatut di www.seruanku.com"][/caption]Hidup yang layak adalah impian bagi setiap orang. Bahkan untuk sebagian orang hidup bermewah-mewahan diyakini adalah sumber kebahagian tapi percayalah tidak semua orang mempunyai kenginan tersebut ada diantara mereka yang walaupun mampu namun cukup bersyukur dengan segala kesederhanaan yang ia miliki. 

Sore itu di depan rumah Ayah dan Aku duduk bersamaan seperti biasanya. Berbagi cerita di sedikit waktu luang yang miliki, kebetulan ketika itu aku masih tidak mempunyai kegiatan karena masih menunggu jadwal pengayaan bahasa untuk beasiswa S2ku.

Sambil menunggu senja kami pun bercakap

" Nak jadi kau melanjutkan studimu kemana ? Tanya Ayah

" Sebenarnya masih bingung Pak mau lanjutkan kemana." Jawabku

" kok bingung? tanyanya lagi

Ketika itu memang aku masih sangat bingung untuk menentukan universitas tujuanku melanjutkan sekolah, memang pada saat itu beasiswa S2 telah aku terima, promotor yang mensposoriku pun telah kudapatkan. Berkat sedikit kerja keras dan doa aku tidak perlu lagi membingungkan biaya sekolahku. Akan tetapi untuk universitas tujuan didalam negeri atau diluar aku masih sangat memikirkannya, memang banyak yang ingin aku sekolah diluar tapi jauh dalam lubuk hatiku keraguan masih berkecamuk. 

Ayah kemudian melanjutkan pebicaraannya

"Sebaiknya kamu di dalam saja tidak usah diluar. sebenarnya jika niatmu keluar untuk mencari ilmu sesungguhnya tidak masalah tapi bapak hanya khawatir jika niatmu berbeda.

"Nak kuliah diluar memang sangat membahagiakan bagi beberapa orang akan tetapi jika kuliah diluar hanya untuk menujukkan bahwa saya bisa keluar hanya menunjukkan bahwa kamu mampu sebaiknya kamu mengoreksi dulu niatmu. Karena hal itu tentu akan membuatmu tidak berhasil" Jelas ayah

Akan tetapi dibalik itu semua aku melihat lebih dari hal tersebut tersimpan ketakutan di mata ayah , tersimpan rasa sayang yang terlalu dalam bahwa ia takut anaknya gagal , ia ingin cukup dengan kesederhanaan saja yang penting kau berhasil dan melakukan yang terbaik. Itu yang aku tangkap dari tuturnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline