Lihat ke Halaman Asli

Beri Pohan Kesempatan Berbicara Lebih Banyak!

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

139150784399836238

"Jokowi kalah komplet pengalaman dan kiprahnya. Dibandingkan Gita yang lebih muda dan pengalaman komplit di level nasional dan internasional.Apalagi dibandingkan dengan yang lebih senior, pak Dahlan, makin terbenamlah Jokowi. Tak berdaya, seperti Jakarta dibenam banjir," demikian kata Ramadhan Pohan, Senin (3/2/2014).

Siapa Ramadhan Pohan? Pria kelahiran Pematang Siantar, 6 Desember 1966 adalah anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2009-2014 dari Partai Demokrat. Ia adalah paman dari Annisa Pohan, menantu Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ia berprofesi sebagai wartawan, dan pernah menjadi pemimpin redaksi dari Jurnal Nasional.

Seperti yang kita tahu, bukan kali ini saja Ramadhan Pohan berusaha menaikkan elektabilitas PD dan juga tokoh capres dari PD dengan menjelekkan Jokowi. Kita masih ingat ketika isu heboh penyadapan AS terhadap Indonesia, Ramadhan Pohan mengkritik keputusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang memberikan izin pembangunan dan renovasi gedung Kedubes Amerika Serikat (AS) di Jakarta.

Menurutnya, pemberian izin tersebut membuka celah bagi AS untuk melakukan aksi penyadapan. ”Izin pembangunan kedubes itu kan dari Jokowi. Kalau benar, itu berarti memberikan lampu hijau untuk disadap,” katanya seusai diskusi di Cikini, Jakarta, Jumat (1/11/2013).

Berbeda dengan pendapat umum, saya justru berpendapat bahwa Ramadhan Pohan ini seharusnya lebih banyak diberi kesempatan untuk berbicara. Kalau perlu, menjelang Pemilu ini, Ramadhan Pohan setidaknya sehari sekali berbicara tentang Jokowi.

Kenapa? Karena isi dari komentar Ramadhan Pohan sudah sangat jelas. Jelas dan sangat terang benderang tentang logis dan tidaknya. Orang tidak akan perlu memeras otak atau membuat survey baru untuk membuktikan benar-tidaknya kata-kata yang keluar dari bibirnya.

Dua contoh komentar Ramadhan Pohan di atas sudah sangat jelas, tidak logis! Kalau ada yang membisikkan komentar ini ke telinga Sarimin, mungkin Sarimin pun akan ketawa berguling-guling sampai lupa kalau dia sedang menderita TBC. Hahaha lebay!

Pada saat Ramadhan Pohan merangkai kata-kata untuk mendiskreditkan Jokowi, dia tidak menyadari bahwa pada saat itu dia menjadi asset Jokowi untuk meraih simpati. Pada saat dia merasa berjasa buat diri dan partainya, malah nilai-nilai negatif dan cemooh yang berbalik dia terima. Dia justru menelanjangi dirinya sendiri dan mempertontonkan ke publik tentang siapa dan bagaimana cara berpikirnya.

Mari kita tunggu episode berikutnya dari komentar-komentar Ramadhan Pohan tentang Jokowi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline