Mahasiswa dan mahasiswi sangat antusias dalam mengikuti Pemilihan Umum pada Rabu 14 Februari 2024. Apalagi mereka mewakili suara generasi Z untuk memilih calon presiden dan calon wakil presiden yang menyuarakan ekonomi kreatif, terobosan yang inovatif, dan solutif terhadap perkembangan zaman. Sebagian dari mereka masih ada yang mengikuti pilihan orang tuanya, sebagian lagi mereka memilih karena hati nurani mereka.
Saya mengikuti perkembangan media sosial para mahasiswa dan mahasiswi yang saya ampu. Mulai dari Instagram, Tik Tok, Facebook, dan Twitter; pilihan mereka beragam.
Ada yang memilih pasangan capres dan cawapres 01 dengan alasan religusitas dan bijak, ada yang memilih pasangan capres dan cawapres 02 dengan alasan lebih inovatif, dan ada yang memilih pasangan capres dan cawapres 03 dengan alasan lebih mampu menegakkan keadilan. Hal tersebut menunjukkan mereka cerdas berpolitik dan objektif dalam memilih pemimpin.
Saya berpesan kepada teman-teman mahasiswa, "Pilihlah Capres dan Cawapres dengan melihat visi dan misi yang akan membawa kemaslahatan bagi rakyat Indonesia, dan jangan pernah mendeskriditkan salah satu paslon." Sebab ada saja media yang masih membawa kabar black campaign, menjatuhkan pasangan capres dan cawapres. Tentu hal ini akan berdampak buruk bagi pendukung mereka satu sama lain. Sehingga kondisi tersebut akan memicu konflik sosial.
Mahasiswa dan mahasiswi yang Pancasilais harus mengedepankan humanisme dalam menyikapi pemilihan umum. Sebab nilai tersebut bersesuaian dengan nilai dasar Pancasila sila ke-2. Tidak memaksakan kepada orang lain untuk memilih pasangan capres dan cawapres, tidak nyinyir terhadap teman yang berbeda pilihan, dan menghargai pendapat teman tentang calon yang dipilih. Kondisi yang demikian akan menciptakan kerukunan, kedamaian, dan ketentraman.
Indonesia adalah negara yang besar, negara yang mempunyai kebinekaan yang tinggi, dan sumber daya alam yang melimpah. Seorang agent of change harus meyakini capres dan cawapres yang dipilih harus memiliki kecakapan good governance.
Kecakapan tersebut meliputi mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, loyalitas tanpa pamrih, tidak emosi atau bijak dalam bertutur dan bertindak, dan meredam konflik dengan dialog. Tentu kecakapan-kecakapan tersebut bisa dilihat dari kinerja yang telah mereka jalani sebagai pejabat.
Suara mahasiswa di PEMILU 2024 juga sebagai penentu bagi salah satu pasangan capres dan cawapres. Pasalnya pemilih mereka kurang lebih dua puluh persen. Yah, bila ditimbang jika salah satu paslon meraup angka tersebut, tinggal meraup tiga puluh satu persen lagi dari pemilih lainnya. Melihat hal tersebut, bisa dikatakan suara mahasiswa sebagai suara yang dinanti dibilik Tempat Pemungutan Suara (TPS).