Griya Moderasi Beragama (GMB) adalah sebuah wadah yang sangat penting untuk mewujudkan kerukunan dan kedamaian terhadap kemajemukan di perguruan tinggi. Tentu berdirinya wadah tersebut diinisiasi oleh beberapa kementrian diantaranya Kementrian Agama, Kementrian Pertahanan dan Keamanan, dan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekhnologi. Tujuan dari unit tersebut yaitu menciptakan keharmonisan dalam heterogenitas yang ada baik di lingkungan kampus atau lingkungan sosial.
Berdirinya GMB di perguruan tinggi umum disebabkan rentannya paham-paham yang masuk, mempengaruhi mahasiswa dan mahasiswi. Apalagi mahasiswa dan mahasiswi baru yang masih dalam masa transisi dari Sekolah Menengah Atas menuju proses pendewasaan melalui pembelajaran di dalam kelas atau di luar kelas pada tingkat universitas. Ditambah lingkungan yang plural, yang mungkin bisa mempengaruhi cara berfikir, berpandangan, dan bertindak sesuai dengan siapa mereka bergaul atau organisasi apa mereka bergabung.
Memang lembaga non-formal tersebut masih digawangi oleh para civitas akademika yang beragama Islam. Sebab kebanyakan civitas yang ada di kampus umum beragama Islam. Akan tetapi mayoritas tersebut bukan berarti merasa superior, malahan mereka sebagai pelindung dan menciptakan keharmonisan terhadap heterogentitas yang ada. Sehingga lembaga tersebut akan memberikan dampak yang positif bagi peradaban di kampus.
Biasanya GMB ini terkonektifitas dengan mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan Masjid di lingkungan kampus. Oleh karena di mata kuliah tersebut terdapat materi tentang moderasi beragama serta Masjid sebagai media untuk mewujudkan pelaksanaannya. Biasanya yang menggawangi instrument Islam Wasathiyyah ialah dosen-dosen yang telah mengikuti training moderasi beragama yang dibimbing oleh Kementrian Agama.
Universitas Indonesia adalah salah satu kampus yang mempunyai Griya Moderasi Beragama yang diketuai oleh KH. Alech Solehan, M.Si. Di samping itu tim dari wadah tersebut ada dua dosen MPK Agama Islam yaitu Ahmad Baedowi, M.Si, Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, M.Si, dan Adnan sebagai duta moderasi beragama. Keberadaan dari unit tersebut cukup penting di kampus idaman tersebut. Pasalnya, Gus Alech berkata pada pembukaan pelatihan moderasi beragama pada Sabtu, 26 November 2023, "Universitas Indonesia dengan nama besar, tidak ada kampus yang menyematkan kata Indonesia kecuali Universitas Indonesia, ini menandakan universitas tersebut sebagai miniaturnya Indonesia dengan kebinekaan suku, agama dan budaya. Maka dari itu kita harus menciptakan kondusifitas di kampus ini melalui Islam Wasathiyah, Islam yang ramah, Islam yang santun. Saya berterima kasih kepada mahasiswa dan mahasiswi yang sudah mau datang ke acara training ini, yang kalian akan dikader sebagai duta moderasi beragama. Kami menghadirkan dua fasilitator atau narasumber Ahmad Baedowi dan Sayyid Muhammad Yusuf Aidid untuk mentrainer kalian."
Mahasiswa dan mahasiswi yang mengikuti training moderasi beragama otomatis akan menjadi duta moderasi beragama. Paling tidak mereka dapat mengkampanyekan Islam Wasathiyyah kepada teman-teman mereka di jurusan atau fakultas. Adapun cara menyampaikannya melalui diskusi santai atau obrolan ringan di sela-sela istirahat. Obrolan tersebut bisa disampaikan, "Eh lu tau ga moderasi beragama? Ngga." "Moderasi beragama itu merupakan bagian dari ajaran Islam lho. Masa?." "Biasanya istilah tersebut juga disebut dengan Islam Wasathiyyah. Islam yang santun, damai, dan toleran terhadap kemajemukan. Terus bagaimana pelaksanaannya? Aplikasinya ia tidak abai terhadap ajaran agama dan juga tidak lebay dalam menjalankan ajaran agama. Maksudnya? Tidak abai terhadap apa-apa yang Allah perintahkan dan tidak berlebihan dalam mengambil sikap (fanatik), tidak menjudge terhadap perbedaan pemikiran dan pandangan yang ada."
Di sisi lain duta-duta moderasi beragama bukan hanya mempromosikan Islam Wasathiyyah di kampus saja akan tetapi mereka juga harus menyampaikannya di masyarakat tempat tinggal. Sehingga duta-duta tersebut akan memberi dampak positif bagi Indonesia. Dampaknya yaitu Indonesia yang lebih damai, rukun, dan sejahtera. Bahkan, Indonesia bisa dikenal sebagai negara percontohan moderasi beragama di mata dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H