Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Yusuf Aidid

Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ

Problem Based Learning Mengurangi Gejala Praktisisasi pada Mahasiswa Baru

Diperbarui: 7 September 2023   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi 

Era dirupsi terjadi disebabkan oleh digitalisasi yang massif di kehidupan sosial. Kondisi sosial tersebut akan mengubah prilaku manusia. Apalagi generasi Z, sebagai generasi setelah tahun 2000-an, mereka ketergantungan dengan gawai atau media sosial. Maka sebagian dari mereka menganggap dunia maya lebih penting dibanding dunia nyata. Hal tersebut akan mengubah perilaku mereka. Bahkan sebagian dari generasi mereka menganggap enteng dan praktis dalam sesuatu yang dihadapi.

Gejala praktisisasi terlihat pula pada mahasiswa dan mahasiswi baru yang duduk di kampus. Umumnya, memang mereka mengalami masa peralihan dari SMU ke dunia perkuliahan. 

Implikasinya mereka malas menghubungi dosen mata kuliah yang diambil, belum mencari tahu tentang mata kuliah yang akan dijalani, dan keaktivan yang rendah di kelas.

Maka untuk mengembalikan kemandirian mahasiswa dan mahasiswi baru perlu metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL). PBL sebuah pembelajaran yang memicu student active learning. 

Jadi dosen hanya sebagai fasilitator yang hanya memberikan pemicu dari permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan. Tentu permasalahan tersebut yang sedang hot atau sedang terjadi di masyarakat.

Misalnya, pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam, ada satu sub-bab tentang zakat. Maka dosen Pendidikan Agama Islam pada perguruan tinggi umum bisa memberikan tugas "Mengapa Orang-Orang Muslim Belum Taat Zakat"? 

Maka mahasiswa dan mahasiswa bisa ditugaskan untuk mencari data ke BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) serta mereka menganalisis dan mengambil kesimpulan. Melalui cara tersebut mereka harus memberikan solusi terhadap masalah yang diberikan dosen dalam bentuk artikel atau video.

Problem Based Learning yang diterapkan pada mata kuliah di perguruan tinggi diharapkan mahasiswa-mahasiswi mengolah public speaking, bersosialisasi dengan orang  atau lembaga lain, dan kedisiplinan dalam menyelesaikan tugas sebagai target tujuan. Sehingga ketika mahasiswa masuk kepada semester berikutnya maka mereka lebih peka dan aktif dalam lingkungan kampus.

 Manfaat lain dari Problem Based Learning bagi mahasiswa dan mahasiswi yaitu mereka punya tanggung jawab terhadap apa yang dihadapi. 

Umumnya, masih banyak mahasiswa ketika menghadapi masalah akan kabur dari musykilah tersebut bahkan mereka melakukan hal yang tidak diinginkan. 

Keadaan tersebut bukan hanya menyulitkan mahasiswa itu sendiri akan tetapi akan menyulitkan keluarga dan kampusnya.       




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline