Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Yusuf Aidid

Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ

Haul Habib Ali bin Ahmad bin Zein Aidid yang ke 132

Diperbarui: 19 Juni 2023   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentansi Pribadi

 

            Pulau Panggang, salah satu pulau di Kepulauan Seribu, Jakarta. Memang pulau tersebut bukan menjadi pilihan prioritas dalam destinasi wisata masyarakat Jakarta, akan tetapi lebih pantas dijuluki dengan pulau untuk wisata religi. Pasalnya ada tiga makam penyebar agama Islam di pulau tersebut, antara lain makam Habib Ali bin Ahmad bin Zein Aidid, makam Habib Husein bin Agil Assegaf, dan makam Syekh Dara Putih.

            Setiap tahun diadakan Haul Habib Ali bin Ahmad bin Zein Aidid di Pulau Panggang. Pada Ahad 18 Juni 2023 bertepatan tanggal 29 Dzulqa'idah 1444 H diadakan haulnya yang ke 132. Berduyun-duyun jamaah majelis taklim baik dari Jakarta maupun luar daerah ibukota mendatangi haul sedari hari Sabtu 17 Juni 2023. Mereka yang datang karena ingin mendapat barokah dari perjuangan yang pernah dilakukannya.

            Habib Ali bin Ahmad bin Zein Aidid adalah seorang a'lim yang datang dari Hadramaut pada abad 18. Kedatangannya bersama Al-Habib Abdullah bin Muchsin Al-athas, Kramat Empang Bogor.Al-Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdor, Bondowoso, Surabaya.Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi, Ampel, Surabaya, Al-Habib Salim Al-Athas, Malaysia. Dakwahnya. Almagfurlah berdakwah di daerah Batavia sampai Palembang sedangkan keempat kawannya berdakwah ke daerah-daerah yang telah disebutkan di atas.

            Kekharismatikan Habib Ali karena pengamalan ilmunya, kesederhanaannya, berbaur dengan masyarakat, mencintai fakir miskin, dan menjadi pengayom di masyarakat. Sehingga keluasan dakwahnya terasa hingga ke negeri Malaka. Bahkan beliau berani berdakwah ke tempat-tempat terpencil yang belum dimasuki oleh seorang ulama. Sehingga ia sebagai sosok teladan bagi warga Pulau Panggang.

            Karomah yang dimiliki Habib Ali tentu dari ketakwaan dan keistiqomahannya di jalan Allah SWT. Beliau adalah sosok yang tidak mau tertinggal dalam melakukan ibadah sunnah. Bermunajat pada malam hari menjadi pilihan sejatinya sebagai kedekatan dengan Allah Swt.  Dari situlah beliau disebut sebagai Mujabu Dakwah, doanya selalu diijabah oleh Allah Swt.

            Suatu hari, warga Pulau Panggang diangkut ke Batavia dengan sebuah kapal Belanda, konon untuk dieksekusi. Beberapa perahu kecil berisi penduduk ditarik dengan rantai besi ke arah kapal Belanda yang membuang sauh jauh dari pantai. Mendengar kabar itu, Almaghfurlah Habib Ali menangis, lantas berdo'a agar seluruh penduduk Pulau Panggang diselamatkan . Do'anya dikabulkan oleh Allah SWT. Rantai besi yang digunakan untuk menarik perahu berisi penduduk itu tiba-tiba putus, sehingga Belanda urung membawa penduduk ke Batavia. (https://www.elzeno.id/2016/09/habib-ali-bin-ahmad-bin-zein-aidid-wali.html)

            Semoga kita sebagai pecinta Habib Ali bin Ahmad bin Zein Aidid baik yang menghadiri haulnya maupun yang belum bisa menghadirinya, bisa mengikuti jejaknya. Jejak ketakwaannya, kesabarannya, dan ketulusan dalam cinta terhadap semua orang.  Amiiien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline