Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Yusuf Aidid

Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ

Allah Menyayangi Ahlul Khidmah di Majelis Taklim

Diperbarui: 19 Januari 2023   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi 

Di tahun 2011, saya mengenal seseorang yang selalu khidmah di majelis-majelis taklim di Jakarta. Namanya Akbar Fahlevi, dari satu majelis ke majelis lainnya, ia selalu menjamu dan melayani habaib, kyai, dan asatidz yang datang ke dalam majelis tersebut. Ia pun pernah khidmah di majelis walidi yaitu majelis Maula Aidid Tebet. Mulai dari menyediakan kopi, menyediakan hidangan, serta memberikan pelayanan terbaik kepada ahli majelis.

Uniknya, saya mendapatkan cerita-cerita para habaib terdahulu dan salafuna salih darinya. Sebab ia mengaji di majelis taklimnya Habib Muhammad bin Alwi al-Hamid atau yang dikenal dengan Habib Muhammad Buluh. Ia sosok pecinta para habaib, kyai, dan asatidz yang bersanad. Ia selalu membawa buku notes untuk mencatat apa yang didengar di dalam majelis. 

Pernah dalam obrolan saya denganya, ia mengatakan ana hanya ingin masuk dalam gerbongnya para solihin dan mendapatkan syafaat beliau-beliau terutama syafaatnya Rasulullah. Makanya ana bela-belain hadir di majelis taklim walapun tinggal ana sekarang jauh di Cibinong.

Perawakannya yang tinggi,kulitnya yang putih, senyumnya yang khas, hingga ia selalu memberi salam dan menyapa terlebih dahulu kepada orang-orang yang mau masuk majelis. Hingga ia mendapatkan tempat atau dicintai oleh para shalihin. Selain itu, ia selalu pulang belakangan di majelis-majelis taklim sampai beresnya majelis-majelis tersebut. Tak jarang saya melihatnya, membersihkan karpet, melipat tikar, menyapu lantai, hingga mengepelnya.

Takdir Allah berkata lain, ia wafat pada tahun 2019. Namun, kala itu Allah mudahkan langkah para orang-orag sholih dan orang-orang yang mengenalnya untuk takziah ke rumahnya. Bahkan tak henti-hentinya bacaan surah Yasin dan Tahlil terdengar dari sebelum jenazahnya datang sampai jenazahnya tiba. Rumahnya yang digang tak menjadi penghalang para pelayat dan petakziah datang untuk mengurus, menyolati, dan mengantar jenazahnya ke tempat peristirahatannya.

Ibrah dari kisah Akbar Fahlevi di atas, memberikan gambaran bahwa seseorang yang cinta dan datang ke majelis-majelis taklim pasti ia cinta ilmu agama dan ulama. Hal tersebut akan membuat bahagia bagi dirinya, baik bahagia tatkala di semasa hidupnya maupun ketika ia meninggal dunia. Semoga kita yang masih hidup dapat mengikuti langkahnya untuk ke majelis-majelis taklim . Lahul Fatihah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline