Lihat ke Halaman Asli

sayyida

i'm a dreamer

Pentingnya Memahami Tahapan Perkembangan Reseptif pada Anak

Diperbarui: 15 Maret 2022   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kata Bahasa tentu tidaklah asing bagi kita semua, Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang saat berkomunikasi untuk bertukar informasi dan ide -- ide menarik baik berupa lisan atau tulisan. Ada 4 jenis Bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Bahasa reseptif anak adalah kemampuan anak dalam mengenal seseorang dan kejadian yang ada pada lingkungan sekitarnya, memahami maksud mimic, suara, dan akhirnya dapat memahami suatu kata ( Mustika : 2018 ). 

Kemampuan bahasa reseptif berupa kemampuan dalam menangkap, memahami, serta menyampaikan informasi secara lisan. Contohnya saat mendengar bacaan dongeng. 

Bahasa reseptif ialah bagaimana anak dapat memahami Bahasa lisan yang di dengar ataupun dibaca. Misalkan saat mendengar perintah untuk menulis, anak dapat melakukan perintah tersebut.

Fungsi dari Bahasa reseptif adalah bereaksi terhadap suara yang dikeluarkan seseorang, lalu pendengar akan menyimak dan memahaminya. Bahasa reseptif juga digunakan untu mengikuti petunjuk atau perintah, dapat juga untuk menjawab soal atau pertanyaan, memahami apa yang dibaca.

Moms, ketahuilah bahwa sebelum bayi dapat berbicara, ia sudah tahu cara berkomunikasi. Yang kita ketahui hanyalah bayi hanya bisa menangis, padahal tangisan itulah cara bayi dapat berkomunikasi dengan kita. 

Perkembangan Bahasa setiap bayi memang berbeda-beda, tapi ketahuilah moms, ternyata ada tahapan-tahapan yang harus di tempuh oleh si bayi. Yuk simak penjelasan dibawah ini.

Bayi pada usia 1-3 bulan biasanya hanya bisa menangis, karena hanya itulah yang dapat ia lakukan untuk mengungkapkan keinginnanya, ia juga mengekspresikan kebahagiaannya dengan sekedar tersenyum, dan ia dapat terkejut saat mendengar suara yang keras. 

Pada usia ini, ibu harus sering mengajaknya ngobrol dengan suara yang sekedar meredakan tangisan bayi. Seperti saat ia menangis karena lapar, ibu bisa mengajak berbicara dan mengatakan " lapar ya sayang?" atau " ade mau minum susu, sayang?".

Selanjutnya pada usia 4-5 bulan, ia mulai bisa tertawa, ia juga sudah mulai mencari sumber suara saat mendengar sesuatu.  Pada fase ini ibu harus mengajak anak untuk mulai berbicara kata-kata sederhana, seperti " mama, papa" lalu ibu harus memberi respon yang baik saat anak bisa menirukan kata tersebut.

Bayi pada usia 6 bulan biasanya sudah bisa mengoceh, ia lebih sering menggunakan kata "o" dan "u". Ia juga mulai merespon dengan menoleh saat mendengar Namanya di panggil. Ibu bisa menstimulsikan dengan mengajak berbicara di depan cermin dan memanggil Namanya dengan menunjuk bayangan bayi pada cermin tersebut, hal ini secara tidak langsung menunjukkan bayi siapa Namanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline