Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Asyhur Raihan

Mahasiswa Sastra Inggris fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Cerita Mistis Pendakian Gunung Lawu

Diperbarui: 13 Desember 2021   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Saya Sayyid Asyhur Raihan (@asyhr.raiihan), ingin berbagi sedikit cerita tentang pengalaman pendakian saya di gunung Lawu pada tahun 2018. 

Dari semua gunung tinggi di Jawa Tengah, cuma gunung Lawu yang tak punya teman. Slamet punya Sumbing dan Sindoro, membentuk kelompok "Triple S." Sementara Merbabu dan Merapi berpasangan sebagai "Double M." Barangkali keterpencilannya itu pula yang membuat Lawu kental dibalut nuansa spritual.

Bagi saya, gunung Lawu punya tempat tersendiri di hati saya. Hargo Dumilah, titik tertinggi Gunung Lawu, adalah puncak tertinggi ke 2 yang saya pijak setelah puncak Ogal-Agil Arjuno yang pernah saya daki di tahun 2017.

Petualangan saya pertama kali ke Lawu juga sangat berkesan. Akhir bulan Februari tahun 2018 perjalanan dimulai, saya memulai perjalanan ke Gunung Lawu yang dimulai dari Pare, Kediri.

By the way, saya Sayyid Asyhur Raihan, saya berasal dari Tangerang, Banten. Tetapi kala itu saya sedang belajar di Kampung Inggris Pare, Kediri. Saya berangkat bersama 5 teman saya yakni Ilham, Adam, Ipung, Pian, dan Zam-zam, mereka adalah kawan karib saya semasa saya tengah belajar di sana.

Kami berangkat menggunakan Bus Mira dan berhenti di pom bensin Palur, setelah itu kami dijemput oleh Bpk. Sugeng (Relawan Ceto) di sana.

Dokpri

Sebelum mendaki, kami bermalam di Basecampnya Lawu Barokah. Keesokan paginya, kami memulai pendakian pukul 07:00 wib.

Sesampainya di Basecamp Simaksi, kami diberi peta pendakian gunung Lawu via Candi Cetho. Selain itu, kami diberi arahan sama Bapaknya, ketika sampai di Pasar Dieng, kami harus lewat ke pertengahan antara 2 Gapura disana, lalu mengikuti jalan yang ada, dan nantinya akan bertemu pohon besar, tapi rindang. 

Kami harus berjalan setengah lingkaran di pohon tersebut, dan setelah melewati pohonnya, kami harus menengok ke belakang dengan tujuan agar tahu jalan pulang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline