Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha dalam membantu siswa untuk mengembangkan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir.
Bimbingan dan konseling sekolah memfasilitasi pengembangan siswa baik secara individual, kelompok, maupun klasikal sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat, perkembangan, kondisi, serta peluang yang dimiliki oleh masing-masing.
Dalam pelayanan guru bimbingan dan konseling tentu membutuhkan data-data yang harus dikumpulkan melalui peserta didik untuk mendapatkan informasi mendetail yang dibutuhkan dalam layanan konselingnya. Data tersebut akan dikumpulkan melalui media assesmen bimbingan dan konseling.
Lerner (1988 dalam Soendari 2009) mendefinisikan bahwa asesmen merupakan suatu proses pengumpulan informasi tentang seorang siswa yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan pembelajaran siswa tersebut. Untuk melakukan kegiatan asesmen,guru harus mempersiapkan terlebih dahulu alat yang digunakan untuk mengasesmen peserta didiknya. Alat yang digunakan dalam asesmen disebut instrumen asesmen. Instrumen asesmen adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk mengungkap kondisi subjek yang akan diases atau dinilai.
Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian.
Adapun dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program.
Pada dasarnya instrumen dapat dibagi dua yaitu tes dan nontes. Berdasarkan bentuk atau jenisnya, tes dibedakan menjadi tes uraian dan obyektif, sedangkan nontes terdiri dari wawancara (interview), observasi, kunjungan rumah, tes, konferensi kasus, dan alih tangan.
Adapun Macam-Macam Bentuk Tes menurut Tohirin (2011: 224):
Tes Hasil Belajar
Tes Kemampuan Khusus
Tes Minat