Lihat ke Halaman Asli

Sayyidah Ilman Nisa

Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hari yang Tak Tergantikan

Diperbarui: 5 Agustus 2021   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hari ini akan menjadi sejarah terbesar bagi seluruh penduduk bumi. Hari yang belum pernah ada sepanjang sejarah. Mungkin hal ini merupakan adaptasi baru bagi penduduk bumi dalam segala aspek. Berusaha mengkondisikan dengan segala hal yang membuat pikiran, hati, jiwa, serta raga pun melemah. Tidak lain, hal yang dimaksud adalah Pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 yang berdampak kepada seluruh elemen masyarakat, bukan hanya di Indonesia, melainkan seluruh dunia merasakan hal yang sama. Sedih berhempas lebuh dalam tubuh yang tidak ada daya ini. Tapi, bagaimanapun juga hal inilah yang menjadi kenyataan yang tentunya tidak bisa kita hindari.

Dan kini, Pandemi Covid-19 sudah berjalan setahun lebih dan kita tidak tahu kapan hal ini ini akan berakhir. Banyak kita dapatkan kelebihan serta kekurangan di masa-masa seperti ini yang berdampak kepada penduduk terpencil khususnya dan elemen masyarakat pada umumnya. Dan tentu hal ini memberi kita banyak makna yang seharusnya kita resapi dalam menjalani kehidupan ini. Seperti kita harus bersyukur, lebih mendekatkan diri kepada yang Maha Memiliki. Karena pada hakikatnya Dzat-Nya lah yang lebih tau atas segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini. Interkasi yang terbatas mengajarkan kita agar bisa lebih mengasingkan diri dalam hal beribadah kepada Sang Kuasa. Begitupun hal lainnya yang kita rasakan, yang pemerintah rasakan, serta Negara pun demikian.

Tetapi ada kalanya kita harus memaknai bahwa "Dunia sedang tidak baik-baik saja saat ini". Dan bukan berarti hari yang tak tergantikan ini, menghalangi kita dalam sejuta rasa cita serta ideologi perjuangan yang harus kita aksikan dalam sinergi dan produktivitas. Ada sebuah kata yang mengatakan :

"Hal yang berat biasa dialami oleh orang-orang biasa untuk satu tujuan yang luar biasa."

Kata-kata tersebut mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar. Tetapi satu kata tersebut mewakilkan beribu-ribu kata yang ada dalam memaknai jalannya kehidupan di saat seperti ini. Bahwa kita memang dilahirkan secara fitrah atau suci dan sejatinya kita adalah manusia biasa yang tak berdaya. Namun, adanya berbagai rintangan yang ada bukan berarti memadamkan segala niat baik dengan tujuan yang baik. Selalu berusaha, give, give, and give, so take. Mari menanam banyak serta kebaikan yang nantinya akan kita petik suatu saat nanti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline