Lihat ke Halaman Asli

Pembeli Semakin Sepi, Harga Minyak Goreng dan Telur Terus Mengalami Kenaikan. Penjual Nasi Boran di Lamongan Gelisah

Diperbarui: 3 Juni 2022   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenaikan harga minyak goreng dan telur ayam sudah terjadi sejak 2 pekan sebelum hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah. Menurut Kementerian perdagangan hal ini disebabkan oleh siklus tahunan menjelang hari besar keagamaan.
Dikutip dari data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) kenaikan harga minyak goreng telah terjadi sejak Bulan November 2021. Semula harga minyak goreng Rp 14.000 per liter sekarang dibandrol dengan harga Rp 25.000 per liter.

Dan di Lamongan sendiri, harga minyak curah dibandrol dengan harga Rp 13.500/liter. Sedangkan untuk telur ayam harganya sudah mencapai Rp 29.500/kg. 

Kenaikan harga minyak goreng dan telur ini berdampak pada para penjual nasi boran. Mereka mengeluh karena biasanya keuntungan yang didapatkan dari hasil penjualan bisa mencapai 100% namun semenjak harga minyak goreng dan telur ayam naik keuntungan mereka hanya 50% dibagi lagi dengan biaya listrik, dan biaya kebutuhan lainnya.

Pemerintah Kabupaten Lamongan sudah melakukan kebijakan yaitu dengan melakukan subsidi minyak curah yang dibandrol dengan harga Rp 14.000/botol kecil. Namun, semenjak 31 Mei 2022 instruksi dari pemerintah pusat subsidi minyak sudah dicabut. Hal ini membuat para pedagang nasi boran khawatir.

Penjual nasi boran yang saya jumpai saat itu ibu-ibu, beliau mengeluh karena kenaikan harga minyak yang terus menerus merangkak naik ditambah subsidi minyak dari pemerintah yang sudah dihentikan menyebabkan minyak goreng mengalami kelangkaan. Nasi Boran merupakan makanan khas Kabupaten Lamongan yang terbuat dari bumbu seperti bumbu bali dengan tambahan empuk dan plethuk. Empuk dan plethuk sendiri dibuat dengan cara digoreng. Selain itu, ada juga ikan goreng seperti bandeng, mujaer, dan sebagainya.

"Wong saiki ndog ayam yo elu munggah nduk regone, marai mumet tur kabeh kebutuhan pokok elu munggah kabeh regone (sekarang telur ayam ya ikut naik nak harganya, membuat kepala pusing ditambah semua kebutuhan pokok harganya ikutan naik)", tutur bu Ais.

Selain itu, para pembeli nasi boran juga mengalami penurunan semenjak adanya kenaikan harga minyak goreng dan telur. Para penjual hanya bisa berharap pemerintah daerah memberikan subsidi kembali kepada masyarakat khususnya para pedagang UMKM dan Pedagang Kaki Lima (PKL).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline