Lihat ke Halaman Asli

Jakarta dan Kebakaran

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1345815490895893004

[caption id="attachment_208436" align="aligncenter" width="320" caption="Banjarmasin.radiosmartfm.com"][/caption]

Kebakaran adalah musibah. Musibah yang pasti kita hindari. Fakta berbicara ketika yang terjadi sebaliknya. Kebakaran seringkali terjadi. Lalu, apa hubungannya antara Jakarta dan Kebakaran?

Data Statistik

Selama Ramadhan hingga libur cuti 2010, tercatat 77 kasus kebakaran Jakarta. Kemudian meningkat drastis pada Ramadhan 2011, yaitu sebanyak 203 kebakaran.  Belum ada data terbaru tentang kasus kebakaran selama Ramadhan dan libur Lebaran tahun 2012.

Namun demikian, Jakarta adalah kota dengan jumlah kebakaran tertinggi di Indonesia. Selama tahun 2011, ada 890 kasus kebakaran. Dengan data ini, seharusnya ada upaya keras dan tegas untuk mengurangi potensi musibah. Tidak cukup hanya dengan sosialisasi saja.

Kelalaian dan Kesengajaan

Menurut Kepala Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, Paiman Napitupulu, 60 persen kebakaran yang terjadi akibat arus pendek listrik (korsleting). Daerah-daerah yang menjadi tempat kejadian kebakaran adalah daerah sempit dan padat penduduk. Hal ini juga mempersulit proses pemadaman api.

Kebakaran di Jakarta rata-rata terjadi 2-3 kali dalam sehari. Artinya, ada masalah pelik di sini. Ini bukan lagi persoalan siapa yang salah dan siapa yang benar. Tetapi ini persoalan tata kota, tata kota yang buruk. Dengan data-data di atas, seharusnya ada upaya keras yang dilakukan.

Meski begitu, kita sebagai warga sebaiknya tetap waspada. Mematikan alat jika tidak kita pakai lagi. Tidak juga membebani satu stop kontak dengan berbagai alat, agar kapasitas listrik kita tidak berlebihan. kapasitas listrik yang berlebihan inilah, yang menyebabkan kebakaran.

Pemukiman Padat penduduk

Kasus kebakaran yang di Jakarta, umumnya terjadi di kawasan padat penduduk. Jakarta sudah kelebihan kapasitas, dengan luas 661,52 km2 jumlah penduduk Jakarta mencapai 9.041 juta jiwa.. Tingkat kepadatan penduduk, 13.667,01 penduduk per km2.  Artinya Jakarta harus dibenahi secara besar-besaran.

Jakarta seharusnya tidak lagi menjadi tujuan urbanisasi. Dengan segala macam problem Jakarta, pertambahan penduduk dari daerah-daerah di luar Jakarta justru akan memperunyam masalah. Masalah yang ada belum selesai, jangan ditambah lagi dengan masalah baru.

Jangan dipolitisasi, Jangan kampanye

Sebaiknya kita jangan termakan dan tersulut oleh berita-berita yang belum jelas kebenarannya. Janganlah kita menuduh calon x sebagai biang keladi kebakaran ini. Kita tidak bisa membuktikan bahwa ia lah orang yang bertanggung jawab di balik ini. Lebih baik kita meningkatkan kewaspadaan di rumah-rumah kita agar kejadian ini tidak terulang kembali.

Lucunya, setiap kali ada musibah terjadi, selalu ada “kampanye” terselubung dari banyak partai politik. Selalu ada spanduk dari organisasi bawahan partai politik tertentu. Janganlah ada yang memancing di air keruh di saat seperti ini.

Yang dibutuhkan oleh saudara-saudara kita adalah kebutuhan logistik, sandang dan papan. Bukan spanduk apalagi sugesti politik belaka. Lagipula, kepedulian (dari partai politik dan organisasi bawahannya) seharusnya tidak hanya ada setelah musibah terjadi. Buktikanlah, bahwa partai politik itu berguna untuk masyarakat. Jangan hanya ingat kepada rakyat hanya menjelang pemilu, lalu lupa ketika jabatan sudah di tangan.

Epilog

Sesuatu terjadi karena ada penyebabnya. Kebakaran yang terjadi di DKI (dan di berbagai daerah) seharusnya menjadi pelajaran, untuk kita sebagai warga, untuk pemerintah. Pemerintah haruslah serius mengurus warganya, bukan hanya menggelontorkan dana anggaran lalu tidak jelas berujung apa. Jakarta sebagai ibukota negara belumlah ideal, masih ada setumpuk PR yang harus diselesaikan.

Kita sebagai warga juga harus tetap waspada. Karena kelalaian kita bukan hanya berkibat bagi diri kita, tetapi juga untuk orang-orang di sekitar kita. Terlepas dari kerja pemerintah yang belum maksimal, kita sebagai warga harus juga tertib. Agar kejadian-kejadian ini tidak terjadi lagi, tidak ada yang menginginkan musibah, tidak ada yang menginginkan hal buruk. Hal buruk bisa dicegah asalkan ada kesadaran dan pencegahan. Kitalah yang bisa mencegah hal itu terjadi.

sumber referensi :

http://regional.kompas.com/read/2012/08/05/0513202/Waspada.Jelang.Lebaran.Kebakaran.Meningkat

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/12/08/24/m997by-puasa-hingga-lebaran-166-kebakaran-terjadi-di-jakarta

http://regional.kompas.com/read/2012/08/24/02394959/Kebakaran.Cermin.Karut-marut.DKI

http://www.bappedajakarta.go.id/sekilasjktkini.asp

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline