Lihat ke Halaman Asli

Ide, Datang Jemput Pulang Tak Diantar

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ide adalah sebuah misteri. Datang tak dijemput, pulang tak diantar. Ide bisa datang sesuka hatinya. Sesuka dia terbang seperti angin dan datang secepat kilat. Ide adalah makhluk gaib yang menjadi roh sebuah tulisan. Tanpa sebuah ide, tulisan tidak akan bisa hidup.

Sebenarnya banyak sekali ide yang bertebaran di sekitar kita, dari mulai sesuatu yang berada di dalam diri kita dan di luar kita. Kita pasti bisa menangkap milairan ide itu. Kita diberikan panca indera untuk “menangkap” ide yang bertebaran ini.

Dengan panca indera, ide bisa dilihat, bisa dicium, bisa didengar dan bisa dirasakan. Bahkan lidah pun bisa merasakan ide dalam rasa sebuah masakan. Apapun bisa menjadi ide apabila kita mengoptimalkan panca indera kita untuk menangkapnya.

Ide bisa berasal dari masa lalu. Masa lalu yang masih membekas dalam ingatan, yang memiliki kesan mendalam dan sulit dilupakan. Masa lalu yang penuh pelajaran bisa menjadi ide, agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Pasti ada momen di masa lalu yang bisa kita tuangkan dalam tulisan.

Ide, juga bisa dipanggil dari masa depan. Harapan kita di masa depan juga bisa menjadi ide. Misalnya, Bapak ingin naik haji lima tahun lagi. Keinginan naik haji itulah yang bisa menjadi ide. Angan di masa depan selalu bisa dituliskan. Yang perlu kita lakukan adalah menangkapnya, lalu menulisnya.

Ia juga terletak di dalam diri kita sendiri. Bagaimana kita bereaksi atau merespon sebuah fakta. Kesan kita terhadap suatu peristiwa. Berita yang hangat terjadi selalu bisa menjadi ide dalam tulisan. Bahkan tulisan seperti ini yang selalu dibutuhkan, karena tingkat aktualitas yang tinggi.

Cerita keseharian pun bisa menjadi ide. Dan bisa menjadi topik yang menarik. Apa yang dirasakan oleh seseorang bisa menjadi pelajaran bagi pembaca. Cerita keseharian bisa dituangkan dalam sebuah buku harian. Bahkan banyak buku harian yang sudah menjadi karya besar dan tercatat dalam sejarah. Misalnya novel A Child Called it, Karya Dave Pelzer yang menjadi Best Seller Internasional.

Setiap orang yang ingin menulis pasti bisa mencari ide. Ide sesungguhnya telah terhampar luas dalam ruang dan waktu. Yang perlu kita lakukan hanya menyalakan indera kita dan menangkapnya. Lalu menjadikanya sebuah tulisan. Setiap ide apapun pasti bisa menjadi tulisan.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline