Lihat ke Halaman Asli

Sayuh

Poto

Wanita Bersandar Petaruh

Diperbarui: 26 Agustus 2022   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wanita-wanita bagak menari berperisau kefasikan, tertawa lantang mencoreng ketetapan berparang tajamnya pasai

Laju jalanku terhenti, pun dipertunjukkan wanita-wanita tua membenamkan dirinya seraya memikul borok kenistaan penuh kemurkaan

Setapak demi setapak kembali berjalan, di persimpangan ujung desa kecil wanita-wanitanya berdaulat mengutuki diri pada tin-tingan bilangan

Segerombolan wanita-wanita pembawa kayu bakar terseret bersolek api, bersorak-sorai berkacak mengincit wejangan pada pijakan

Jejak-jejak langkahku meniada terhapuskan derasnya hujan, tertutup ampak terasing dan terpecah menutupi kebisuan semesta

Sejenak berteduh, wanita-wanita hijau nampak memikul potret gelap berlari menepuk dada penuh kemungkaran bersajak bait-bait umpatan memecah keramaian

Kembali perjalananku dipertemukan sekawanan wanita-wanita sial, semua menderma sesalan meminang pembebasan dari kealpaan wasangka

Terdengar merdu fonetik berganti-gantian dari kejauhan mengulik hati yang mati suri, samar-samar wanita-wanita bersorban menyapa jalanku mendekap setandan anutan

Nampak dua bocah menapaki reng-rengan tangga menjerat rembulan setengah, privilese berserah mematahkan kenahasan petuah

Terlihat senyum menggaris tipis dari wanita-wanita suargaloka, petuah lama menghikayat peruntungan pada ketentuan lafadz, " ."

Surabaya, 12 Maret 2022
Sayuh
Pak Supir Menulis Lepas Berjiwa Bebas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline