Lihat ke Halaman Asli

Sayuh

Poto

Cabar Hati 1

Diperbarui: 4 Februari 2021   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest.com


Begitu banyak azimat kau titipkan, mantra-mantra kurapalkan perlahan-lahan. Ingatan-ingatan bersambungan membentuk anyaman, layaknya burung syurga berkicau merdu bersahutan

Aku meringkuk ....


Pada tulang belakang menasbihkan doa setajam parang. Sudutku remang, Tuhanku benderang membakar angan mula gersang

Sabda-Mu ketentuan tanpa gugat, tugasku memahat yang hambat.
Wajah-wajah pucat kian sekarat, bertahan untuk sebuah hakikat

Bilakah bertunas?


Penantian di ajang pentas. Lunglaiku memaksa langit bersabda, atas gemuruhku kian memanas cemas, nahas ... tak berbalas

Sungguhku tak berdaulat. Sayap rapuh bermimpi mengarung jagat. Begitu banyak umpat, khianat, berkarat lipat

Gerombolan manusia frustasi memilih mati tanpa wangi kasturi ....

Satu-persatu berputus asa memutuskan Rahmat-Mu, melepaskan belenggu menuju lembah bermadu

Mencumbui keabadian bahagia semu penuh ikab, wangi gaharu berlalu merindu lupa kau tuju

Sorak-sorai riuh menertawaimu di balik jeruji, kepahitan dikecapi sendiri. Melegalisasi diri dalam sepi! Getir, depresi, santapan berhari tak berhenti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline