Lihat ke Halaman Asli

Yusbhi Kris Sayputra

Tukang Foto, Tukang Video, Tukang Nulis

Awas Ada Culik

Diperbarui: 1 Juli 2024   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bagi Bimo, ada beberapa hal yang kurang dia sukai. Salah satunya adalah ketika mereka mengerjakan proker rutin setiap hari, yaitu mengajar anak-anak SD di desa Simpang, Kota P. Biar kayak novelnya Gradis Kretek gitu, loh. Hehe.

Eits. Jangan salah paham dulu. Bukan berarti Bimo nggak suka sama anak-anak. Tapi lebih karena setiap kali dapat tugas ngajar, dia bingung mesti ngapain.

Soalnya begini. Di kelompok KKN-nya kan ada 17 orang. Berasal dari 5 Fakultas yang berbeda. Ada yang dari Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sastra, Fakultas Ilmu Sosial & Politik, dan Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam. Masing-masing fakultas itu juga terdiri dari jurusan yang berbeda-beda. Jadi kebayang dong susahnya ngatur proker KKN sesuai bidang keahlian.

Nah, untuk proker mengajar anak-anak SD ini udah ditetapkan dari awal. Yaitu, akan lebih banyak dibebankan kepada mereka yang berasal dari Fakultas Sastra dan Fakultas MIPA. Alasannya, ya, apalagi kalo kemampuan berbahasa dan kemampuan eksak jadi poin penting buat anak-anak SD.

Masalahnya, yang dari Fakultas Sastra, Cuma ada dua orang. Bimo dan si cewek Jawa bernama Santi. Bimo dari jurusan Sastra Jepang, sedangkan Santi dari Sastra Indonesia.

Ketika pertama kali berembuk soal materi mengajar, Bimo selalu protes. Soalnya, alih-alih mengajar Bahasa Jepang, dia diminta mengajar Bahasa Inggris. Bagi Bimo yang tahunya cuma yes-no-yes-no, tentu merasa keberatan.

"Masa gue ngajar Bahasa Inggris?" protes Bimo waktu ditunjuk oleh sang Kordes, Toni. "Gue kan Sastra Jepang."

"Masa lo mau ngajar Bahasa Jepang buat anak SD? Yang benar aja lo," kata Toni yang dibalas anggukan dari yang lain. "Kalo Santi kan udah dapat bagian Bahasa Indonesia. Ya, karena ini tugasnya lo sebagai mahasiswa Fakultas Sastra, ya, lo harus terima."

"Tapi kan Bahasa Inggris gue..."

"Ah elah. Udah, pokoknya ini bagian lo. Terserah lo gimana cara ngajarnya. Yang penting proker ini kudu jalan sesuai rencana," Toni menutup protes Bimo supaya rapatnya nggak keburu kemaleman. Dan Bimo bersungut-sungut di barisan belakang.

Ketika Bimo melirik ke arah Zaki, si Pentol Korek itu balas mendelik sambil meledek, "Syukurin."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline