Lihat ke Halaman Asli

Kisah untuk Ramadhan

Diperbarui: 23 April 2021   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Secara etimologis, puasa atau saum adalah imsak (menahan) diri dari sesuatu. Puasa Ramadhan diwajibkan bagi seluruh umat muslim seperti yang tercantum dalam surat al-baqarah ayat 183. ''Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu. Agar kamu bertaqwa''

Kiranya sangat jelas bahwa puasa dalam ajang menahan diri dari hawa nafsu atau jelasnya menahan dari segala yang dapat membatalkan diri sepanjang hari dari mulai terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.

Ada juga yang menafsirkan bahwa puasa yakni menahan diri dari satu jengkal keatas pusar dan satu jengkal kebawah pusar, yang memiliki konotasi menahan hawa nafsu perut dan menahan hawa nafsu sahwat.

Dari kesemua artian diatas menunjukan bahwa nilai atau esensi berpuasa memiliki makna yang dalam. Dari tinjauan sosiologis, puasa dapat memberikan dampak yang positif kepada realita sosial.

Sebagai contoh, dengan adanya puasa ramadhan yang diwajibkan bagi seluruh umat muslim terkecuali yang berhalangan seperti sakit yang parah, dalam perjalanan jauh, atau sudah lanjut usia yang denganya dapat digantikan melalui membayar fidyah makan untuk orang-orang fakir. Keadaan ini didukung dengan kondisi bangsa kita yang sedang dalam masa transisi menuju pencarian jati dirinya. Artinya bahwa ditengah derasnya arus era globalisasi, modernisasi dan era transisi politik ini, bangsa kita sedang diuji ketahanan imanya dalam kehidupan sosialnya.

Dengan membawa semangat quran dan sunnah, pada dasarnya bulan suci ramadhan ini ialah lumbung untuk mendapatkan pahala. Dengan mendapatkan dalil dari normatif Islam yang menyebutkan bahwa pada bulan yang suci ini ialah masa yang paling dinanti oleh umat muslim untuk berlomba mendapatkan pahala dan magfirah dari Allah SWT.

Momen ini tentu sangat disayangkan bila tidak disiasari bersama dan dijadikan bahan refleksi menuju kearah yang progresif. Dengan mengacu pada nilai-nilai kebersamaan dan nilai-nilai ke illahian Islam, maka sudah seharusnya umat muslim dapat mempergunakan waktu di bulan suci ramadhan ini dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat.

Apa yang ditakutkan oleh baginda Rasulullah SAW, dalam sebuah hadist ''betapa banyak orang yang berpuasa, yang diperolehnya dari puasa itu hanyalah lapar dan dahaga saja'' (H.R. Ibn Khuzaimah dan Tabrani).

Pada bulan suci ramadhan biasanya masjid-masjid di beberapa kota besar sering menghidangkan takjilan untuk berbuka puasa, ditambah pengajian yang rutin dilaksanakan selepas ba'da isya'. Ditambah lagi dengan adanya bulan suci ramadhan, para stasiun tv gencar menayangkan pengajian-pengajian yang bernafaskan dakwah islami. Artinya bahwa momen satu kali setahun ini selalu dirindukan oleh para umat Islam bahkan umat lainya, karna banyak sekali agenda-agenda yang sangat positif di dalam bulan suci ramadhan.

Ada beberapa aspek yang saya lihat sebagai dampak positif dari datangnya bulan suci ramadhan ini.

Pertama, bidang pendidikan. Pada bulan ramadhan yang sarat akan makna dan nilai, terutama nilai yang dapat diambil dan dirasakan oleh kita ialah nilai-nilai moral. Terkait dengan wajibnya menahan diri Sepanjang hari. Nilai inilah yang harus ditanamkan kepada anak-anak kita dalam rangka membangun budi pekerti semanjak dini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline