Siapa yang punya mengalaman memutar-putar arah antena saat sedang menyaksikan televisi? Sebagian kita tentu pernah terbiasa dengan pengalaman ini. Bukan hanya mengurangi kenyamanan, gambar saluran tv yang bureng tidak jarang membuat kita emosi.
Bahkan kita mungkin pernah menyaksikan adegan film di mana salah satu pemain membanting tv hanya gara-gara kualitas gambarnya yang buruk. Apalagi kalau sudah berkaitan dengan program tv favorit, sepak bola misalnya.
Bagaimana tak kesal, saat tim kesayangan kita sedang asyik menyerang dan menguasai area kotak penalty lawan, mendadak gambar di layar tv bureng dan perlahan menghilang. Tahu-tahu, "Gooooooolll...", hanya suara komentator yag kita dengar, tanpa didukung gambar. Menyebalkan bukan.
Ya, urusan kualitas siaran gambar yang bureng, bintik-bintik atau mungkin berbayang memang bukan hal baru di Indonesia, terlebih bagi masyarakat yang tinggal di area yang jauh dari tower pemancar tv.
Bahkan untuk sekadar televisi kita menangkap satu saluran tertentu, antena harus kita putar ke segala penjuru mata angin. Mencari posisi hadap yang mantap. Belum lagi kalau tiba-tiba hujan lebat atau angin sedang berhembus kencang, maka siap-siap bolak-balik dari ruang tv ke luar rumah.
Itulah contoh risiko paling sering terjadi dari teknologi siaran tv yang masih berbasis analog. Selain jumlah saluran siaran tv yang tidak bisa dikatakan banyak, dari yang sedikit itu pun masyarakat masih dihadapkan dengan kemungkinan kualitas siaran gambar yang tak bagus.
Kulitas gambar di layar kaca mudah sekali terganggu dengan cuaca. Maka kalau anak-anak generasi Z saat ini tak banyak yang menonton tv, bisa jadi salah satu alasannya karena kualitas siaran yang tak stabil itu, di luar bahwa di era digital ini mereka lebih asyik mengakses banyak hal dari perangkat gadgetnya.
Tetapi apapun itu, rasanya sudah tidak zamannya di era digital masyarakat dihadapkan dengan tontonan televisi dengan kualitas gambar yang tak bagus. Mending nonton chanel Youtube kan?
Tetapi tenang saja, tidak lama lagi masyarakat Indonesia akan mengucapkan selamat tinggal pada siaran gambar tv yang bureng. Ya, Indonesia sedang dalam proses migrasi dari siaran berbasis teknologi analog menuju tv digital.
Secara bertahap siaran tv analog akan disuntik mati atau dikenal dengan istilah Analog Switch Off (ASO). Bahkan kalau saja tak dibatalkan, sedianya tahapan pertama ASO telah dmulai pada bulan ini, bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI ke-16, 17 Agustus 2021.