MEREKA yang hidup di zaman ini rasa-rasanya sulit melepaskan diri dari ketergantungan pada gadget. Bisakah kita membayangkan sehari saja hidup tanpa memegang gadget? Rasanya sulit. Dari bangun tidur sampai menjelang tidur, ponsel pintar selalu dalam genggaman. Lewat gadget 5 inch, dunia seperti ada dalam genggaman. Hal ini mengandaikan seluruh aplikasi yang mungkin dibutuhkan dan membantu para penggunanya, otomatis melekat di ponsel berbasis sistem operasi android maupun windows.
Nah, maka pertanyaan soal aplikasi apa yang wajib ada selama liburan, mungkin kurang relevan..hahahaha (maafkan aku, Kompasiana). Karena aplikasi standar yang dibutuhkan besar kemungkinan telah terinstal di smartphone kita. Mungkin lebih ke skala prioritas, aplikasi mana yang mungkin paling dibutuhkan selama liburan di kampung halaman? Mudah-mudahan tidak ada kampung halaman teman-teman yang berstatus blindspot.
Apa aplikasi standar yang dibutuhkan di kampung halaman? Untuk menyebut di antaranya, ya seluruh platform media sosial yang kita ikuti, lalu google maps, aplikasi ojek daring, aplikasi portal berita online, youtube, hingga game online tentunya. Setiap pemudik, sekurang bahagia apapun, pastilah butuh media sosial untuk berbagi kisah. Minimal berbagi foto aktivitas silaturahim hingga liburan ke destinasi wisata di instagram sambil ikut mempromosikan potensi kampung halaman.
Sementara aplikasi seperti Youtube, selain dibutuhkan untuk mendengarkan lagu, konten kreatif, hingga taushiyah keagamaan, juga bagi sebagian orang tua sangatlah dibutuhkan untuk mengkondusifkan anak-anaknya yang masih belia. Terutama saat silaturahim, saat si kecil rewel karena tak betah misalnya, ya solusi instannya tinggal membuka youtube. Cari konten film anak-anak. Tentu saja ini kurang positif, tetapi sebagian orang tua masih menggunakan pola itu.
Nah, yang harus digarisbawahi, adalah tujuan utama mudik, yakni silaturahim, terutama dengan keluarga besar, tetangga, dan teman-teman lama di kampung. Kalau sudah seperti ini, jangan juga suasananya rusak gara-gara gadget. Bukan rahasia, di tengah kongkow bareng sekalipun, masing-masing tetap sibuk dengan gadgetnya. Apa jadinya kalau acara halal bi halal keluarga besar menjadi garing lantaran masing-masing sibuk mentelengi layar smartphone-nya. Ini berlaku juga untuk reuni, ketemu mantan, ups..., dan lainnya.
Dalam situasi tersebut, himbauan 'Gunakanlah gadget dengan bijak' relevan diberlakukan. Maka ada sebagian panitia reuni yang menerapkan kebijakan ekstrim, dilarang membuka gadget saat sedang kumpulan reuni. Ini sepele, tapi penting, agar suasana kebatinan yang inim itu terjaga. Jangan sampai kita merasa dekat teman-teman virtual, sementara dengan saudara atau teman di depan dan samping kita justru mati rasa. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H