Lihat ke Halaman Asli

Wingki Ariasman

@sayap2langit

Ratapan Kulit Tua

Diperbarui: 29 Oktober 2020   09:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Republika

Air mata jatuh berarak,
memberi bekas pipi yang keriput
penuh akan guratan hidup.

Bekas keperkasaan hanya tinggal kenangan,
telah tertelan, diasingkan,
dilupakan dan tersudut pada kesepian
serta di ujung terhapuskan.
                     
Kini terbujur dalam pembaringan sepi,
bersaudara sakit dan linangan kepiluan
selalu merintih,
menghalau berharap berdamai dengan sepi,
menahan deruan derita nestapa.

Dalam pekat larut malam dia tercekik dan  berbisik,
"MAUT peluklah daku yang kedinginan, bawalah ke alam keabadian"

Rintihanpun  terhenti, diakhiri sebuah senyum,
 senyuman penuh damai dan kebahagiaan
 mengiringi melayangnya nyawa,
 mengakhiri senda beserta

ratapan demi ratapan .

*******

Wingki Ariasman Tanjuang

Karawaci, 281020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline