Lihat ke Halaman Asli

Wingki Ariasman

@sayap2langit

Cinta Usang Pejuang Tua

Diperbarui: 30 Oktober 2020   05:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Kutulis rangakaian kata cinta pada kertas usang

dalam amplop Juli 1943, bergambar perangko seorang pria mengacungkan bambu

Mengobarkan geloraku terhadap engkau gadis yang duduk tiga bangku  ruang kelasku,
gadis ayu gemulai rebutan pasangan beberapa mata.

Surat itu akan kuberikan kala jabat tangan, setelah tegur ataupun sapa
yang hingga saat ini belum tersampaikan.

Aku terlalu kecut melihat gelagat
aku terlalu surut dalam berebut.

Remajakupun lamur dimakan masa
begitu pula rasa rinduku pudar mendekati tawar.

1944 kabarmu tersiar kau beradu pada pelaminan, di bawah pengawasan jepang,
lelaki penunggang volkswagen buatan nazi memetik dan membawamu pulang,
memutus sekolahmu, temanmu, serta hasrat para jantan.
Mau dan harus mau kau hanya kan kujadikan kenangan.

Sementara surat ini masih tersimpan rapat di bawah dipanku
 setiap petang dan senja selalu berujar,
"Cintaku dini hari dan otakku tercecer pagi buta."
Kepengecutan yang  nyata,
untuk menggapai asa yang kini tersia.

Antara mendapakanmu atau berlarian bersama pejuang-pejuang dalam kelam,
dengan bekal akar-akar hutan,
serta sepotong kayu yang dikeramatkan,
berharap mampu memapas kutung leher-leher penjajahan.

Pada malam yang menelan siang, dan siang yang memuntahkan malam, mengikuti laju peluru dan bulan.

Akhirnya sekarang IBU Pertiwi terang benderang, penjajah telah pulang untuk sebentar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline