Lihat ke Halaman Asli

(Masih) Tentang Film Impor

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Membaca artikel tentang film-film impor yang masih mengundang pertanyaan dari masyarakat serta solusinya yang masih menjadi tanda tanya bagi semua pihak; Dikatakan oleh DirJen Bea dan Cukai bahwa "DJBC (dirjen bea dan cukai) tetap memberikan izin impor film ke Omega Film meski yang bersangkutan diduga terlibat dengan importir lama yang kini masih dalam proses" (sumber). Dan disisi pemerintah mengatakan "pemerintah mendesak agar para produsen film hollywood memiliki kantor perwakilan di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya praktik monopoli distribusi film di Tanah Air" (sumber). Menyimak perkataan yang dilontarkan oleh dirjen bea dan cukai, menurut saya itu hanya kekurangan "pasokan" kepada kantor tersebut. Oke, kita katakan pajak film impor lebih rendah dibanding dengan film dalam negeri yang dipajakin tinggi oleh bangsanya sendiri, tapi mengapa baru sekarang ini diungkap ke publik atau (mungkin) sengaja diungkap ke publik karena "setoran" -nya kurang? Sungguh mengesalkan hati saya ketika saya mendengar bahwa film negeri sendiri dihargai dengan pajak yang tinggi daripada film impor yang kena pajak rendah. Bahwa, memang benar saat ini kita sedang dijajah oleh bangsa sendiri. Kedua. Menyimak perkataan pemerintah, yang mengatakan bahwa para produsen film hollywood diharapkan mempunyai kantor perwakilan di Tanah Air dengan tujuan untuk mencegah praktik monopoli distribusi; Dan itu bukanlah suatu solusi menurut saya. Tidak perlu harus ada kantor perwakilan disini, cukup dengan kinerja dari pemerintah tersebut yang (mungkin) dapat menerapkan kebijakan-kebijakan/sistem yang sesuai dengan hukum disini dan terutama lebih memprioritaskan serta dimudahkannya film-film produksi Tanah Air sebagai upaya mendongkrak ke ranah internasional. (Mungkin) inti dari permasalahannya adalah kurangnya "setoran" kepada pihak-pihak terkait (maafkan kalau saya su'udzon :p) atau bisa juga, pihak-pihak terkait itu sedang memperbaiki tatanan sistem/kebijakan mereka dalam upaya meningkatkan perfilman Tanah Air. Hanya Tuhan yang tahu ... salam kompasiana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline