Lihat ke Halaman Asli

sayadewi

mahasiswa

Emosi Prososial

Diperbarui: 14 November 2022   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perilaku prososial merupakan salah satu bentuk perilaku yang muncul dalam kontak sosial, sehingga perilaku prososial  adalah tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si penolong. Tindakan menolong sepenuhnya dimotivasi oleh kepentingan sendiri tanpa mengharapkan sesuatu untuk dirinya. Tindakan prososial lebih menuntut pada pengorbanan tinggi dari si pelaku dan bersifat sukarela atau lebih ditunjukkan untuk menguntungkan orang lain dari pada untuk mendapatkan imbalan materi maupun sosial.

Akhir-akhir ini banyak kejadian atau kecurangan yang terjadi di dunia pendidikan. Banyaknya perilaku yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang pendidik, seperti memberi bocoran soal, memberikan jawaban pada saat ujian akhir nasional berjalan, serta memberikan peluang kepada anak didiknya saling bertukar jawaban ketika ujian, serta masih banyak lagi perilaku prososial yang seharusnya tidak dilakukan, akan tetapi hal ini banyak ditemui, demi membantu anak didiknya. Contoh kasus yang terjadi yaitu kecurangan Ujian Negara di Malang. Kasus kecurangan yang dilakukan oleh para guru agar membantu siswa dengan cara memberikan kunci jawaban

Kenyataan yang kita temui, adanya empati yang diberikan guru kepada muridnya bukan karena keinginan untuk memberikan pertolongan kepada anak didik, tetapi lebih karena takut bila kredibilitas sekolah terancam, bila banyak anak didik yang tidak lulus. empati nampaknya berhubungan dengan perilaku prososial individu. Empati berkaitan dengan kemampuan individu dalam mengekspresikan emosinya, oleh karena itu empati seseorang dapat diukur melalui wawasan emosionalnya, ekspresi emosional, dan kemampuan seseorang dalam mengambil peran dari individu lainnya. Pada dasarnya, empati merupakan batasan dari individu apakah ia akan melakukan atau mengaktualisasikan gagasan prososial yang mereka miliki ke dalam perilaku mereka atau tidak.

Faktor personal yang mendasari perilaku prososial dikategorikan menjadi dua, yaitu faktor personal dan faktor situasional. Karakteristik kepribadian yang mempengaruhi perilaku prososial yaitu adanya kematangan emosi. Individu yang matang secara emosi, akan mampu berperilaku prososial dengan baik.

Emosi terbentuk melalui perkembangan yang dipengaruhi oleh pengalaman dan dalam perkembangan, emosi menuju tingkat yang konstan, yaitu adanya integrasi dan organisasi dari semua aspek emosi . Emosi tersebut bersifat positif seperti cinta, seks, berharap, teguh, simpati, optimis, loyal, dan bersifat negative seperti takut, benci, marah, tamak, iri, dendam, dan percaya tahayul. Anderson  mengatakan bahwa seseorang yang memiliki kematangan emosional belum tentu dapat dikatakan sebagai orang dewasa. 

Seseorang yang memiliki kematangan emosional berarti orang tersebut sudah dewasa, tetapi orang dewasa belum tentu memiliki kematangan emosional. mengartikan kematangan emosi sebagai suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional, oleh karena itu pribadi yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pada emosional seperti pada masa kanak-kanak. Seseorang yang telah mencapai kematangan emosi dapat mengendalikan emosinya. Emosi yang terkendali menyebabkan orang mampu berpikir secara lebih baik, melihat persoalan secara objektif   menerangkan bahwa kematangan emosi merupakan kemampuan individu untuk dapat menggunakan emosinya dengan baik serta dapat menyalurkan emosinya pada hal-hal yang bermanfaat dan bukan menghilangkan emosi yang ada dalam dirinya.

Kematangan emosi sebagai tidak meledaknya emosi di hadapan oranng lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan caracara yang lebih dapat diterima. mengatakan bahwa kematangan emosi adalah keadaan seseorang yang tidak cepat terganggu rangsang yang bersifat emosional, baik dari dalam maupun dari luar dirinya, selain itu dengan kematangan emosi maka individu dapat bertindak dengan tepat dan wajar sesuai dengan situasi dan kondisi. mengatakan bahwa kematangan emosional adalah keadaan seseorang yang tidak cepat terganggu rangsang yang bersifat emosional, baik dari dalam maupun dari luar dirinya, selain itu dengan matangnya emosi maka individu dapat bertindak tepat dan wajar sesuai dengan situasi dan kondisi.

Kematangan emosi adalah kemampuan dan kesanggupan individu untuk memberikan tanggapan emosi dengan baik dalam menghadapi tantangan hidup yang ringan dan berat serta mampu menyelesaikan, mampu mengendalikan luapan emosi dan mampu mengantisipasi secara kritis situasi yang dihadapi. Emosi yang terkendali menyebabkan seseorang mampu berpikir secara baik, melihat persoalan secara objektif. Kematangan emosi sebagai keadaan seseorang yang tidak cepat terganggu rangsang yang bersifat emosional, baik dari dalam maupun dari luar dirinya, selain itu dengan matangnya emosi maka individu dapat bertindak tepat dan wajar sesuai dengan situasi dan kondisi dengan tetap mengedepankan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga dengan kematangan emosi yang dimilikinya, individu mampu memberikan atau berperilaku prososial sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian Power dan Parke (dalam Eiserberg dan Mussen, 1989) melakukan penelitian dengan hasil menurut budaya perilaku membantu dan menolong lebih pantas dilakukan oleh wanita sehingga wanita lebih cenderung memberikan pertolongan daripada pria.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline